kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

Ekonomi Indonesia Kalah dengan Vietnam, DEN Usulkan Ini


Kamis, 16 Oktober 2025 / 13:55 WIB
Ekonomi Indonesia Kalah dengan Vietnam, DEN Usulkan Ini
ILUSTRASI. Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu menilai Indonesia perlu melakukan reformasi berani (bold reforms) dan deregulasi yang konsisten agar tidak semakin tertinggal dari Vietnam dalam menarik investasi dan memperkuat rantai pasok industri.

Menurut Mari, selama satu dekade terakhir Vietnam berhasil menjadi magnet investasi asing berkat konsistensi kebijakan dan kemampuannya memperdalam rantai pasok di berbagai sektor strategis.

"Selama 10 tahun terakhir, terutama ya, mereka berhasil menarik investasi cukup banyak dan memperdalam supply chain-nya," ujar Mari dalam acara diskusi ekonomi bertajuk satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Kamis (16/10/2025).

Baca Juga: Suntikan Likuiditas Rp 200 Triliun ke Bank, Akankah Dorong Pertumbuhan Ekonomi?

Vietnam, kata dia, sukses menarik anchor tenant seperti Intel dan sejumlah perusahaan Tiongkok yang membawa serta rantai pasoknya. Sementara Indonesia belum sepenuhnya mampu mencapai keberhasilan serupa.

Mari menekankan, jika Indonesia ingin mengejar ketertinggalan, maka pelajaran utama dari Vietnam adalah konsistensi kebijakan dan implementasi peraturan, termasuk deregulasi.

Selain deregulasi, Mari menyoroti perlunya reformasi kelembagaan agar pemerintahan lebih efisien, sebagaimana dilakukan Vietnam. 

Meski begitu, ia menegaskan Indonesia memiliki karakter pemerintahan berbeda, sehingga pendekatan reformasi perlu disesuaikan. "Deregulasi dan bold reforms itu penting," katanya.

Kendati begitu, Mari juga menilai Indonesia justru memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki Vietnam, seperti pasar domestik yang besar, tenaga kerja lebih banyak, serta tingkat ketergantungan yang lebih rendah terhadap Tiongkok.

Baca Juga: Target Tax Ratio Prabowo 16% Bisa Tercapai, DEN Ungkap Resepnya

Selanjutnya: Perusahaan Milik Hashim Incar Akuisisi Tambang di Kanada Senilai Rp 7 Triliun

Menarik Dibaca: Halodoc Luncurkan Halofit untuk Tangani Obesitas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×