kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.869   -34,00   -0,20%
  • IDX 6.724   45,55   0,68%
  • KOMPAS100 969   3,71   0,38%
  • LQ45 753   2,66   0,35%
  • ISSI 213   1,44   0,68%
  • IDX30 391   1,18   0,30%
  • IDXHIDIV20 471   2,97   0,63%
  • IDX80 110   0,25   0,23%
  • IDXV30 115   0,06   0,05%
  • IDXQ30 129   0,87   0,68%

Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh 5,1% pada 2022, Asal Hal Ini Diperhatikan


Rabu, 20 April 2022 / 17:09 WIB
Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh 5,1% pada 2022, Asal Hal Ini Diperhatikan
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat peti kemas di IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh 5,1% pada 2022, Asal Hal Ini Diperhatikan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Danamon memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1% year on year (yoy) pada tahun 2022. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2021 yang sebesar 3,69% yoy. 

Meski pertumbuhan ekonomi tahun ini diramal lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya, analis makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz mengingatkan Indonesia tetap harus waspada akan tantangan ke depan. 

“Tantangan utama memang masih dari eskalasi konflik Rusia dan Ukraina. Namun, tetap yang perlu diperhatikan dan lebih signifikan adalah bagaimana perkembangan pemulihan permintaan dalam negeri,” ujar Faiz kepada Kontan.co.id, Rabu (20/4). 

Hal ini sehubungan dengan pandangan Faiz bahwa motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini adalah faktor domestik, yaitu konsumsi rumah tangga yang memang sempat tertahan pada masa pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dipangkas, Sri Mulyani Optimistis Capai 5,5%

Dalam hal ini, Faiz mengimbau agar pemerintah tetap memperhatikan perkembangan kasus Covid-19. Jangan sampai ada perkembangan kasus harian Covid-19 lagi sehingga menyebabkan pemerintah menarik rem darurat berupa restriksi ketat. 

Sesuai dengan pola yang terbentuk, biasanya pembatasan mobilitas ini diikuti dengan penurunan aktivitas ekonomi dan kemudian bermuara pada penurunan aktivitas konsumsi. Ini yang kemudian bisa menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan ekonomi. 

Selain itu, pemerintah dan otoritas lain juga perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang digulirkan. “Kebijakan-kebijakan pemerintah terkait konsolidasi fiskal dan pengetatan moneter dari Bank Indonesia juga menjadi penting sehingga perlu diperhatikan,” tandas Faiz. 

Baca Juga: Dipakai 16,1 Juta Nasabah, Nilai Transaksi BRImo Tumbuh 175% yoy di Maret 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×