Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar domestik berportensi kebanjiran barang dari China imbas kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE), Yusuf Rendy Manilet menyebut penerapan tarif tinggi yang dilakukan oleh AS terhadap China bisa beresiko besar terhadap negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
"Produk China yang sebelumnya masuk pasar AS berpotensi membanjiri pasar dalam negeri dengan produk impor berharga murah, yang tentu menjadi ancaman serius bagi pelaku UMKM kita," kata Yusuf pada Kontan.co.id, Minggu (27/4).
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Serbuan Produk Impor China Imbas Tarif Trump
Di sisi lain, Yusuf belum melihat ada kesiapan dari pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam negeri untuk bersaing dengan gempuran produk dari China baik dari kualitas barang maupun harga.
Menurutnya, tantangan terbesar industri dalam negeri terletak pada efisiensi produksi, skala usaha, dan inovasi produk.
"Produk-produk Tiongkok terkenal dengan efisiensi biaya yang tinggi, sehingga mereka bisa menawarkan harga yang sangat kompetitif. Jika pelaku UKM kita tidak didukung untuk mempercepat modernisasi produksinya, saya khawatir banyak yang akan tergeser dari pasar sendiri," jelasnya.
Baca Juga: Perang Dagang Memanas, Produk China Dikhawatirkan Banjiri Indonesia
Dalam situasi sepeti ini, menurutnya dibutuhkan peran pemerintah. Insentif yang diperlukan bukan hanya berupa keringanan pajak atau bantuan modal, tetapi juga pendampingan teknis untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi produksi, dan kemampuan branding.
Selain itu, pemerintah perlu memperketat standar impor, sehingga produk luar yang masuk tidak hanya dilihat dari sisi harga, tapi juga kualitas dan kepatuhan terhadap regulasi dalam negeri.
"Saya juga melihat perlunya kebijakan afirmatif berupa keberpihakan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk produk UKM lokal, agar pasar domestik tetap menjadi ruang bertumbuh bagi pelaku usaha kecil dan menengah kita," ungkapnya.
Baca Juga: Pada Maret 2025, Produk China Masih Membanjiri Produk Impor Indonesia
Selanjutnya: Nilai Tukar dan Daya Beli Jadi Tantangan Sektor Barang Konsumsi, Simak Rekomendasinya
Menarik Dibaca: Bank Mandiri Realisasikan KUR Rp 12,8 Triliun, Mayoritas ke Sektor Produktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News