Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai kisaran 5% hingga 5,1%, dan mencapai 5,2% pada 2026.
Proyeksi tersebut lebih rendah dari target dalam Asumsi Ekonomi Makro APBN 2025 sebesar 5,2%, dan APBN 2026 sebesar 5,4%.
Head of Macroeconomics and Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina menyampaikan, dari sisi fiskal, realisasi belanja pemerintah perlu terus diakselerasi sesuai dengan outlook fiskal yang disampaikan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025.
Baca Juga: OECD Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5% pada 2025-2026, dan 5,1% pada 2027
Berdasarkan perhitungannya, apabila pemerintah ingin mencapai outlook belanja fiskal APBN, maka dalam sisa dua bulan terakhir 2025 perlu direalisasikan belanja sebesar Rp 934 triliun. Besaran belanja tersebut dinilai akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan atau akselerasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut.
“Dengan melihat berbagai perkembangan leading indicator yang sudah kita amati sampai selama periode Oktober-November 2025, kami masih melihat ekonomi Indonesia ini cukup resilien, perkiraannya pertumbuhan ekonomi ini akan berkisar antara 5%-5,1% pada tahun ini,” tutur Dian dalam Mandiri Macro and Market Brief 4Q25, Rabu (3/12/2025).
Sementara itu, pada kuartal IV 2025, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih akseleratif atau tumbuh 5,08%, naik dari kuartal sebelumnya sebesar 5,04%, didorong oleh terutama periode Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga: BI Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 7,7% pada 2031, Ini Tantangan yang Harus Dihadapi
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan, menjelang penutupan tahun 2025, dinamika ekonomi global masih diwarnai fluktuasi mulai dari kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) hingga perlambatan permintaan dunia.
Ia mengungkapkan, sejumlah data awal telah mengindikasikan perbaikan yang konsisten. Tercermin dari Purchasing Manufacturing Index (PMI) meningkat ke 53,3, sementara indeks keyakinan konsumen mencapai titik tertinggi dalam lima bulan.
“Perbaikan ini menandakan pulihnya persepsi masyarakat terhadap prospek ekonomi, sekaligus membuka ruang akselerasi pada 2026,” ujar Andry.
Meski tekanan eksternal mendorong outflow portofolio dan depresiasi nilai tukar, respons pemerintah dan Bank Indonesia dinilai tetap efektif menjaga keseimbangan pasar keuangan. Kenaikan belanja pemerintah, stabilnya pasar obligasi, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyentuh level all time high menunjukkan bahwa kepercayaan investor domestik masih kuat.
Melihat kondisi tersebut, Bank Mandiri memperkirakan ekonomi Indonesia berpeluang tumbuh 5,2% pada 2026, didorong konsumsi rumah tangga, pemulihan investasi, serta kebijakan fiskal yang lebih ekspansif.
Program strategis pemerintah diproyeksikan memberikan multiplier effect ke berbagai sektor, khususnya manufaktur, industri pengolahan, dan sektor padat karya.
Selanjutnya: ESDM Beberkan Jurus Genjot Lifting Minyak 610.000 Barel pada Tahun 2026
Menarik Dibaca: 19 Makanan Sumber Protein untuk Diet Menurunkan Berat Badan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













