kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.765   92,00   0,55%
  • IDX 6.749   26,11   0,39%
  • KOMPAS100 973   5,13   0,53%
  • LQ45 757   3,47   0,46%
  • ISSI 214   1,25   0,59%
  • IDX30 393   1,62   0,42%
  • IDXHIDIV20 470   -0,32   -0,07%
  • IDX80 110   0,74   0,67%
  • IDXV30 115   -0,27   -0,24%
  • IDXQ30 129   0,23   0,18%

IMF dan Bank Dunia Ramal Ekonomi RI 4,7% 2025, Kemenko: Lebih Baik dari AS dan China


Selasa, 29 April 2025 / 15:07 WIB
IMF dan Bank Dunia Ramal Ekonomi RI 4,7% 2025, Kemenko: Lebih Baik dari AS dan China
ILUSTRASI. Suasana kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta (5/2/2025).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia kompak meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,7% pada 2025.

Proyeksi tersebut lebih rendah dari target pemerintah dalam APBN 2025 yang ditargetkan sebesar 5,2%.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF dan Bank Dunia masih relatif lebih baik bila dibandingkan  dengan proyeksinya kepada Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca Juga: Setelah IMF, Bank Dunia Juga Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,7%

Outlook nya IMF ke kita masih jauh lebih baik, itu kan turunnya hanya 0,4 poin persentase (dari perkiraan sebelumnya 5,1%). Padahal AS sama China diperkirakan turunnya 0,9 poin persentase dan global outlook ekonominya dari 3,2%-3,3% tinggal 2,8%,” tutur Susi kepada awak media, Selasa (29/4).

Sehingga, melihat proyeksi ke negara maju tersebut, Susi menilai outlook penurunan ekonomi ke negara-negara besar dan dunia, perekonomian Indonesia masih dianggap optimis.

Terkait apakah pemerintah masih optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh kisaran 5% tahun ini, Susi masih enggan menjawab. Namun, menurutnya, pemerintah masih terus memantau perkembangan dan dinamika yang ada, utamanya terkait arah kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan AS dengan negosiasi yang masih sekitar 60 hari.

Baca Juga: Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5% pada 2025-2026, Imbas Perang Dagang

“Kita relatif negara pertama yang diterima bahkan tim teknisnya sudah duduk bersama, kan negara lain belum,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ia mengungkapkan pemerintah masih akan mengandalkan dan mendorong perekonomian domestik agar perekonomian dapat tetap tumbuh maksimal di tengah dinamika ekonomi global yang tidak pasti.

“Domestik market kita kuat, pembelanjaan konsumsi masyarakat kita tinggi, nya ke PDB relatif lebih berketahanan dibandingkan negara lain,” tandansya.

Baca Juga: Realisasi Belanja Negara Minim, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Tak Sampai 5%

Selanjutnya: Mundur dari Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi: Bukan Keputusan Tiba-Tiba

Menarik Dibaca: 4 Alasan Kulit Berjerawat Harus Pakai Sunscreen, Jangan Sampai Skip!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×