Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ekonom Amerika Serikat, Arthur B. Laffer, meyakini bahwa Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam satu tahun. Menurutnya, dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia bisa meraih pertumbuhan tinggi asalkan didukung oleh kebijakan pemerintah yang tepat.
"Apakah Indonesia bisa tumbuh 8%? Tentu saja bisa, demi Tuhan, ini Indonesia. Anda memiliki populasi muda, populasi yang berpendidikan, dan masyarakat wirausaha yang penuh semangat. Lihat saja di jalanan, energi dan kebahagiaan itu terasa nyata," ujar Arthur.
Namun, Arthur menekankan bahwa kunci utama untuk mewujudkan pertumbuhan tersebut adalah kebijakan pemerintah yang mampu mendorong daya tarik kegiatan ekonomi.
"Ekonomi itu soal insentif. Orang akan tertarik melakukan hal-hal yang mereka anggap menarik dan akan menghindari hal-hal yang tidak menarik. Pemerintah bisa mengubah daya tarik itu lewat kebijakannya," jelasnya.
Baca Juga: Geopolitik Memanas, Bank Sentral Dilema Pangkas Bunga, Pertumbuhan Ekonomi Terancam?
Pajak Rendah, Pengeluaran Terkendali, dan Pemerintahan yang Sederhana
Arthur mengingatkan pentingnya kebijakan pajak yang tidak memberatkan warganya dan bersifat adil.
"Pernahkah Anda mendengar ada negara yang menjadi makmur karena membebani dirinya sendiri dengan pajak? Tidak mungkin. Jika Anda mengenakan pajak pada sesuatu, Anda akan mendapatkan lebih sedikit dari itu. Jika Anda memberi subsidi pada sesuatu, Anda akan mendapatkan lebih banyak," ungkapnya.
Menurutnya, struktur pajak ideal adalah pajak dengan tarif serendah mungkin dan basis pajak yang seluas mungkin, dengan sedikit pengecualian, pengurangan, atau insentif khusus untuk kelompok tertentu.
Arthur menegaskan bahwa pemerintah bukanlah pihak yang harus mengatur hasil akhir ekonomi.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Daerah dengan Pengembangan UMKM
"Pemerintah itu seperti wasit. Tugasnya memastikan tidak ada kecurangan dalam permainan ekonomi. Pajak tidak boleh menguntungkan satu kelompok atas kelompok lain," katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengendalian pengeluaran pemerintah.
"Kita butuh pengeluaran pemerintah untuk hal-hal penting seperti jalan, sekolah, pertahanan, dan sistem peradilan. Tapi belanja yang berlebihan justru tidak baik. Pernahkah Anda mendengar orang miskin menjadi kaya karena membelanjakan dirinya sendiri? Itu konyol," ungkapnya
Arthur menilai Indonesia perlu menerapkan prinsip pemerintahan yang sederhana dan kecil (susunan kabinet/kementerian jangan tidak terlalu besar) agar ekonomi bisa tumbuh lebih cepat.
Selanjutnya: Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) Tebar Dividen Rp 25 per Saham, Cek Jadwalnya
Menarik Dibaca: Cacar Api Sering Terjadi, Halodoc Gencarkan Edukasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News