kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ekonom Mandiri: CAD kuartal IV bisa menyentuh 3,5% dari PDB


Rabu, 19 Desember 2018 / 21:09 WIB
Ekonom Mandiri: CAD kuartal IV bisa menyentuh 3,5% dari PDB
ILUSTRASI. Pelabuhan Tanjung Priok


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca perdagangan yang kian mendalam berpotensi turut memperlebar defisit neraca transaksi berjalan (CAD) di kuartal keempat. Lantas, target pemerintah mencatat CAD di bawah 3% sepanjang tahun 2018 kemungkinan besar tak akan tercapai.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai, pelebaran CAD di kuartal-IV sulit untuk terhindarkan. Tak hanya dari segi transaksi barang yang hampir dipastikan melanjutkan defisit, transaksi jasa juga akan makin tertekan lantaran musim akhir tahun.

"Kalau dihitung-hitung, CAD pasti akan lebih besar. Bukan tidak mungkin di atas 3,5% dari PDB untuk kuartal empat," ujar Anton Gunawan saat ditemui, Selasa (20/12).

Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, defisit neraca perdagangan Indonesia per November mencapai US$ 2,05 miliar, lebih dalam dari bulan sebelumnya US$ 1,82 miliar. Anton mengaku, ia telah memproyeksi kondisi ini sebelumnya sehingga merevisi proyeksi CAD sepanjang tahun.

"Tadinya forecast Mandiri, CAD setahun penuh 2018 di bawah 3% dari PDB. Tapi, sepertinya sekarang proyeksinya akan sedikit di atas 3%," lanjut Anton.

Hitung-hitungannya, posisi CAD akan sulit untuk tembus ke bawah 3% di akhir tahun bagaimana pun kondisi neraca perdagangan di Desember nanti.

Ia menilai, CAD bisa sedikit di bawah 3% jika neraca perdagangan Desember bisa mencetak surplus di atas US$ 1 miliar.

Terkait dampaknya ke Rupiah, Anton melihat kondisi tersebut sangat bergantung pada kebijakan Bank Indonesia. "Kelihatannya BI sekarang terus mengintervensi sehingga sejauh ini rupiah kelihatannya menguat," kata dia.

Anton juga melihat kemungkinan, BI akan mempertimbangkan potensi pelebaran CAD untuk menaikkan lagi suku bunga acuan di Desember ini. Langkah tersebut ia katakan sebagai kebijakan front-loading suku bunga sehingga sentimen negatif dari CAD nantinya bisa diantisipasi terlebih dahulu.

Adapun, selain kebijakan BI, rangkaian kebijakan pemerintahan lainnya dinilai Anton memang belum optimal dan masih membutuhkan waktu untuk memberi dampak efektif terhadap perbaikan defisit transaksi berjalan. Tahun depan, ia masih meyakini kondisi CAD bisa membaik di kisaran 2,57%-2,6% dari PDB.

"Meski ada asumsi harga komoditas ekspor kita mash flat, tapi mungkin harga CPO bisa sedikit rebound karena potensi El Nino yang lebih kuat. Sehingga suplai di pasar berkurang dan itu bisa menolong ekspor kita," ujar Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×