kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom Mandiri: CAD kuartal IV bisa menyentuh 3,5% dari PDB


Rabu, 19 Desember 2018 / 21:09 WIB
Ekonom Mandiri: CAD kuartal IV bisa menyentuh 3,5% dari PDB
ILUSTRASI. Pelabuhan Tanjung Priok


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca perdagangan yang kian mendalam berpotensi turut memperlebar defisit neraca transaksi berjalan (CAD) di kuartal keempat. Lantas, target pemerintah mencatat CAD di bawah 3% sepanjang tahun 2018 kemungkinan besar tak akan tercapai.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai, pelebaran CAD di kuartal-IV sulit untuk terhindarkan. Tak hanya dari segi transaksi barang yang hampir dipastikan melanjutkan defisit, transaksi jasa juga akan makin tertekan lantaran musim akhir tahun.

"Kalau dihitung-hitung, CAD pasti akan lebih besar. Bukan tidak mungkin di atas 3,5% dari PDB untuk kuartal empat," ujar Anton Gunawan saat ditemui, Selasa (20/12).

Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, defisit neraca perdagangan Indonesia per November mencapai US$ 2,05 miliar, lebih dalam dari bulan sebelumnya US$ 1,82 miliar. Anton mengaku, ia telah memproyeksi kondisi ini sebelumnya sehingga merevisi proyeksi CAD sepanjang tahun.

"Tadinya forecast Mandiri, CAD setahun penuh 2018 di bawah 3% dari PDB. Tapi, sepertinya sekarang proyeksinya akan sedikit di atas 3%," lanjut Anton.

Hitung-hitungannya, posisi CAD akan sulit untuk tembus ke bawah 3% di akhir tahun bagaimana pun kondisi neraca perdagangan di Desember nanti.

Ia menilai, CAD bisa sedikit di bawah 3% jika neraca perdagangan Desember bisa mencetak surplus di atas US$ 1 miliar.

Terkait dampaknya ke Rupiah, Anton melihat kondisi tersebut sangat bergantung pada kebijakan Bank Indonesia. "Kelihatannya BI sekarang terus mengintervensi sehingga sejauh ini rupiah kelihatannya menguat," kata dia.

Anton juga melihat kemungkinan, BI akan mempertimbangkan potensi pelebaran CAD untuk menaikkan lagi suku bunga acuan di Desember ini. Langkah tersebut ia katakan sebagai kebijakan front-loading suku bunga sehingga sentimen negatif dari CAD nantinya bisa diantisipasi terlebih dahulu.

Adapun, selain kebijakan BI, rangkaian kebijakan pemerintahan lainnya dinilai Anton memang belum optimal dan masih membutuhkan waktu untuk memberi dampak efektif terhadap perbaikan defisit transaksi berjalan. Tahun depan, ia masih meyakini kondisi CAD bisa membaik di kisaran 2,57%-2,6% dari PDB.

"Meski ada asumsi harga komoditas ekspor kita mash flat, tapi mungkin harga CPO bisa sedikit rebound karena potensi El Nino yang lebih kuat. Sehingga suplai di pasar berkurang dan itu bisa menolong ekspor kita," ujar Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×