kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.501.000   -95.000   -3,66%
  • USD/IDR 16.785   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.647   2,68   0,03%
  • KOMPAS100 1.194   -2,61   -0,22%
  • LQ45 847   -5,47   -0,64%
  • ISSI 309   -0,04   -0,01%
  • IDX30 437   -2,15   -0,49%
  • IDXHIDIV20 510   -4,16   -0,81%
  • IDX80 133   -0,62   -0,47%
  • IDXV30 139   0,36   0,26%
  • IDXQ30 140   -0,77   -0,54%

Ekonom Ingatkan Kesepakatan Mineral Kritis Indonesia dengan AS Harus Fair


Selasa, 30 Desember 2025 / 15:46 WIB
Ekonom Ingatkan Kesepakatan Mineral Kritis Indonesia dengan AS Harus Fair
ILUSTRASI. Mineral logam tanah jarang atau rare earth (Wikipedia/USDA)


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kebijakan pemerintah membuka akses ekspor mineral kritis ke Amerika Serikat (AS) berpeluang memperkuat surplus perdagangan Indonesia. Namun, manfaat tersebut dinilai hanya akan optimal jika kesepakatan dijalankan secara adil dan memberi keuntungan nyata bagi perekonomian nasional.

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyebut, pemberian akses AS terhadap mineral kritis dan logam tanah jarang Indonesia sebagai peluang yang baik, selama kesepakatan yang dijalankan bersifat adil dan memberikan manfaat optimal bagi Indonesia. 

Ia mengingatkan agar pemerintah belajar dari pengalaman pengelolaan nikel dan kebijakan hilirisasi yang dinilai belum sepenuhnya memberikan keuntungan maksimal bagi perekonomian nasional.

Baca Juga: Indonesia-AS: Kemitraan Mineral Kritis lewat FDI Dinilai Prospektif

“Kesepakatan mineral kritis harus fair. Indonesia harus memperoleh manfaat yang memadai. Selain itu, prinsip environmental, social, and governance (ESG) wajib menjadi prioritas utama, sesuatu yang sebelumnya kurang diperhatikan dalam konteks pertambangan dan hilirisasi nikel,” ungkapnya kepada Kontan, Selasa (30/12/2025).

Namun demikian, Wijayanto menilai dampak akses mineral kritis tersebut terhadap ekspor Indonesia belum akan terasa dalam jangka pendek. Pasalnya, realisasi ekspor mineral tanah jarang membutuhkan proses eksplorasi dan investasi yang panjang.

“Ekspor mineral kritis baru akan terwujud dalam beberapa tahun ke depan. Prosesnya bisa memakan waktu dua hingga tiga tahun, sehingga dampaknya terhadap kinerja ekspor belum akan terlihat dalam waktu dekat,” jelasnya.

Meski begitu, Wijayanto menilai posisi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara pesaing utama seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand dalam menghadapi kebijakan tarif era Presiden AS Donald Trump. Kondisi ini membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor sekaligus memperlebar surplus perdagangan dengan AS.

“Jika dimanfaatkan dengan baik, ekspor dan trade surplus Indonesia ke AS berpotensi membaik. Selain itu, ada peluang kembalinya aliran foreign direct investment (FDI) dari AS yang dalam beberapa tahun terakhir relatif minim. Ini tentu positif bagi pertumbuhan ekonomi dan penguatan nilai tukar rupiah,” ujarnya.

Baca Juga: Pemerintah Buka Keran Impor Gula 3,12 Juta Ton hingga Garam 1,18 Juta Ton pada 2026

Di samping itu, Wijayanto menyebut iklim perdagangan yang kondusif antara Indonesia dan AS perlu terus dijaga. Dalam konteks tersebut, arah kesepakatan dagang kedua negara dinilai sudah berada di jalur yang tepat, terutama dengan adanya fasilitas tarif 0% untuk beberapa produk unggulan Indonesia.

“Tarif 0% untuk sejumlah komoditas utama kita, termasuk crude palm oil (CPO), cukup membantu. Namun idealnya, kesepakatan ini diperluas ke produk manufaktur seperti sepatu dan tekstil serta produk tekstil (TPT), karena akan sangat mendukung proses industrialisasi nasional,” ujar Wijayanto kepada Kontan, Selasa (30/12/2025).

Terkait produk tekstil Indonesia yang masih dikenakan tarif 19% oleh AS, Wijayanto menilai dampaknya terhadap surplus dagang tetap relatif terbatas. Pasalnya, tarif yang dikenakan kepada negara kompetitor Indonesia justru lebih tinggi.

“Negara pesaing kita dikenakan tarif 20% atau bahkan lebih tinggi. Dengan posisi tarif yang lebih rendah, Indonesia justru memiliki peluang memperoleh manfaat dari trade diversion dan meningkatkan ekspor ke pasar AS,” pungkasnya.

Selanjutnya: Ini Daftar Merek Mobil Baru yang Diprediksi Meluncur pada 2026

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat sampai 1 Januari, Kecap Bango Beli 2 Murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×