kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Efek Penguatan Dolar AS pada Beban Pembayaran Utang Tidak Besar


Rabu, 28 September 2022 / 19:36 WIB
Ekonom: Efek Penguatan Dolar AS pada Beban Pembayaran Utang Tidak Besar
ILUSTRASI. Ekonom menilai, penguatan dolar AS berdampak pada beban pembayaran utang pemerintah,namun, dampaknya tidak akan besar. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat sehingga menekan pergerakan nilai tukar rupiah. Rupiah spot ditutup pada level Rp 15.267 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Rabu (28/9), melemah 0,94% dari sehari sebelumnya.

Analis Makroekonomi dan Pasar Keuangan Bank Danamon Indonesia Irman Faiz menilai, penguatan dolar AS tentu berdampak pada beban pembayaran utang pemerintah dan bunga utang dalam valuta asing. Namun, ia yakin dampaknya tidak akan besar. 

"Tidak besar (dampaknya), karena level depresiasinya juga masih kecil. Selain itu, keseluruhan utang valuta asing porsinya juga kecil. Dominasi utang kita dalam rupiah," tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9). 

Baca Juga: Dolar AS Menguat, Simak Strategi Pembiayaan Utang Kemenkeu

Faiz mengutip data Kementerian Keuangan, dari data terakhir, porsi utang valuta alas Indonesia hanya di kisaran 28%. 

Selain itu, Faiz yakin tren pelemahan rupiah saat ini hanya bersifat sementara. Apalagi BI sudah memasuki siklus peningkatan suku bunga. Bila BI melanjutkan peningkatan suku bunga dengan stance frontloading, maka ada potensi rupiah menguat jelang akhir tahun. 

Menurut perkiraannya, rupiah akan berada di level Rp 14.750 hingga Rp 14.800 per dolar AS pada akhir 2022, bila BI menaikkan suku bunga acuan hingga 5,25%. Selain itu, ini dengan asumsi inflasi Amerika Serikat (AS) terus turun, sehingga bank sentral AS tidak makin hawkish

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×