kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.913.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.881   -34,12   -0,49%
  • KOMPAS100 1.002   -5,11   -0,51%
  • LQ45 766   -4,36   -0,57%
  • ISSI 226   -1,31   -0,58%
  • IDX30 395   -2,25   -0,57%
  • IDXHIDIV20 457   -1,62   -0,35%
  • IDX80 112   -0,70   -0,62%
  • IDXV30 113   -0,74   -0,65%
  • IDXQ30 128   -0,22   -0,17%

Penyaluran MBG Belum Optimal, CELIOS Soroti Kesiapan Infrastruktur hingga SDM


Rabu, 02 Juli 2025 / 18:24 WIB
Penyaluran MBG Belum Optimal, CELIOS Soroti Kesiapan Infrastruktur hingga SDM
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nym. Pemerintah mengungkap realisasi anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai Rp 5 triliun sepanjang semester I/2025.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah mengungkap realisasi anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai Rp 5 triliun sepanjang semester I/2025 dari total alokasi anggaran tersedia Rp 71 triliun sepanjang tahun ini.

Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda menjelaskan lambatnya realisasi anggaran itu diproyeksi terjadi lantaran minimnya kesiapan infrastruktur hingga Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penggerak program tersebut.

“Ada permasalahan kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia di dapur umum, hingga pendanaan APBN,” jelasnya kepada KONTAN, Rabu (2/7).

Salah satu yang menjadi sorotan yakni kesiapan infrastruktur di wilayah Timur Indonesia. Di samping itu, wilayah tersebut juga masih tergolong sebagai area dengan ketahanan pangan yang rendah.

Baca Juga: Penyaluran MBG Masih Minim, Target 82,9 Juta Penerima Tahun 2025 Bisa Tercapai?

Alhasil, pemerintah belum dapat menciptakan dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mudah dijangkau di area tersebut.

Sederet tantangan tersebut yang akhirnya membuat pelaksanaan MBG tidak mungkin dapat dilaksanakan 100% pada tahun ini.

“Kecuali pemerintah memutuskan pemberian MBG dalam kemasan dan makanan ringan seperti biskuit dan sebagainya. Tapi itu jelas tujuannya bukan meningkatkan gizi anak, tapi untuk meningkatkan produksi industri makanan dan minuman,” tambahnya.

Di samping itu, Nailul juga menyebut aspek pendanaan bakal menjadi tantangan pelaksanaan program MBG ke depan. Di tambah, sepanjang tahun ini portofolio penerimaan negara tercatat mengalami perlambatan.

“Ketika penerimaan negara seret, belanja negara akan terganggu, termasuk untuk program MBG, baik untuk tahun ini maupun tahun-tahun ke depan,” tandasnya.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat, realisasinya baru mencapai Rp 5 triliun hingga semester I atau Juni 2025. Realisasi anggaran itu baru menyasar sebanyak 5,58 juta penerima dari target 17,9 juta.

"Penerimanya baru 5,58 juta total dari 17,9 juta yang ditargetkan. Sedangkan angkanya adalah Rp 5 triliun dari Rp 71 triliun," tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani saat melakukan rapat kerja bersama Banggar DPR RI, Selasa (1/7).

Sementara itu, realisasi anggaran ini juga telah disalurkan kepada SPPG yang telah beroperasi sampai dengan 30 Juni sebanyak 1.863.

Adapun dari target 17,9 juta orang, terdiri dari 15,5 juta anak sekolah, 2,4 juta orang ibu hamil atau menyusui dan balita.

Sri Mulyani membeberkan, pada semester II 2025 ini, pemerintah menargetkan agar pelaksanaan MBG bisa disalurkan sepenuhnya kepada 82,9 juta penerima manfaat dan 30.000 SPPG.

"Presiden mengharapkan agar pelaksanaan MBG akan mencapai 82,9 juta dan 30.000 SPPG. Jadi ini akan menjadi tantangan di semester II," ungkapnya.

Baca Juga: Kepala BGN Buka Suara Terkait Minimnya Penerima Program Makan Bergizi Gratis

Selanjutnya: Pembiayaan Modal Kerja CNAF Tumbuh Tipis 2%, Debitur Masih Tahan Ekspansi

Menarik Dibaca: Ini 5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Proteksi Kehidupan Sejak Dini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×