kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,08   -0,94   -0.10%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom CORE proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 melambat 0,1%


Selasa, 04 Februari 2020 / 19:11 WIB
Ekonom CORE proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 melambat 0,1%
ILUSTRASI. Pengunjung mengantri untuk dapat memasuki super store official Asian Games di komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (24/08).Ekonom CORE proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 melambat 0,1%.


Reporter: Umar Tusin | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal meramalkan pertumbuhan ekonomi selama 2019 sekitar 5% - 5,05%. Menurutnya ada sedikit perlambatan 0,1% dari tahun 2018 yang sebesar 5,17%.

Menurut Faisal ada sedikit perlambatan di konsumsi rumah tangga dan investasi. Perlambatan ini disebabkan konsumsi rumah tangga yang stagnan dan pemilu yang sedikit membuat investasi melambat.

Baca Juga: Sejumlah ekonom prediksi pertumbuhan ekonomi 2019 tak capai target pemerintah

Faisal memprediksi pertumbuhan konsumsi rumah tangga selama 2019 sebesar 5% dan investasi dikisaran 4% - 5%. Selain itu, Fasial juga memprediksi pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,6%.

Sementara, pertumbuhan belanja pemerintah lebih baik dan kinerja ekspor impor sedikit membaik karena defisit perdagangannya mengecil. Faisal memprediksi pertumbuhan ekspor -1,2% dan impor sebesar -7,2%. Sedangkan pertumbuhan belanja pemerintah diprediksi sebesar 4,1%.

“Sebenarnya tidak sehat karena penyempitan defisit disebabkan bukan karena ekspor yang meningkat, tetapi menurunnya impor lebih tajam daripada penurunan ekspor,” ujar Faisal saat dihubungi Kontan, Selasa (4/2).

Baca Juga: Ekonom Bank Permata perkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,03%

Sejalan dengan Faisal, Ekonom Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI, Eric Sugandi mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2019 diprediksi berada di angka 5%. 

Eric menjelaskan, perekonomian Indonesia tahun 2019 masih banyak didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LPNRT), dan pengeluaran pemerintah.

Akan tetapi, kontribusi pengeluaran LPNRT terhadap pertumbuhan ekonomi lebih besar dari tahun non-pemilu karena partai politik belanja terkait pemilu dan pilpres di tahun 2019.

Baca Juga: Para ekonom pesimistis pertumbuhan ekonomi 2019 capai 5,1%

Menurut Eric kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 8% - 9%. Dari sisi industri, Eric melihat lapangan usaha sektor manufaktur cenderung menurun walau kontribusi terhadap produk domestic bruto (PDB) masih sebesar 19% - 20%. 

Eric menambahkan, sejak krisis ekonomi tahun 1998 Indonesia mulai mengalami gejala deindustrialisasi. Pada tahun 2000, ketika pasar Indonesia makin terbuka, deindustrialisasi semakin cepat.

“Banyak industri tidak mampu berkompetisi dengan produk impor, khususnya produk China yang lebih kompetitif dari sisi harga,” ujar Eric.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×