kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.122.000   32.000   1,53%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Ekonom BCA Prediksi Surplus Neraca Dagang Juli 2025 Menyusut Jadi US$ 3,0 Miliar


Minggu, 31 Agustus 2025 / 15:46 WIB
Ekonom BCA Prediksi Surplus Neraca Dagang Juli 2025 Menyusut Jadi US$ 3,0 Miliar
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, surplus neraca perdagangan barang pada Juni 2025 mencapai US$ 4,10 miliar. Surplus ini tercatat lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 4,30 miliar.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2025 akan menyempit dibanding bulan sebelumnya. 

Menjelang rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 September 2025, David memproyeksikan surplus perdagangan Juli hanya mencapai US$ 3,007 miliar atau lebih rendah dibandingkan bulan Juni sebesar US$ 4,10 miliar.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Menyusut Jadi US$ 4,10 Miliar pada Juni 2025

David menjelaskan, proyeksi tersebut didasarkan pada kinerja ekspor yang diperkirakan tumbuh 4,98% secara tahunan (yoy), namun secara buanan (mom) turun 0,39%. Sementara itu, impor diperkirakan merosot 6,43% yoy, tetapi meningkat 5,20% mom.

“Surplus perdagangan mengecil karena impor yang meningkat dibanding bulan lalu, sedangkan ekspor cenderung stagnan. Kelihatannya ada tendensi front loading impor bahan baku/mentah untuk kebutuhan produksi maupun ekspor jelang penerapan tarif Trump,” ujar David kepada Kontan, Minggu (31/8/2025).

Baca Juga: Ditopang Batu Bara dan CPO Neraca Dagang Juni 2025 Diprediksi Surplus US$ 2,86 Miliar

Menurutnya, meskipun terms of trade Indonesia atau rasio antara harga ekspor dan Harga impor meningkat, data awal perdagangan luar negeri menunjukkan adanya penurunan ekspor bulanan, sementara impor justru naik. 

“Data exim (export-import) negara-negara lain terhadap Indonesia menunjukkan ada penurunan ekspor secara bulanan tetapi kenaikan impor juga terjadi secara bulanan,” tambahnya.

Baca Juga: Surplus Perdagangan RI Berlanjut, tapi Tekanan Terhadap Rupiah Masih Kuat

Selanjutnya: Fairy Event Grow a Garden: Panduan Cara Mengikuti Event Tersebut dan Daftar Reward

Menarik Dibaca: Ini KA Jarak Jauh yang Berhenti Luar Biasa di Stasiun Jatinegara hingga 2 September

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×