Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan surplus neraca dagang Indonesia pada Juni 2025 cenderung menyusut dibandingkan periode Mei 2025.
Sebagai perbandingan, besarnya surplus neraca dagang pada Mei tercatat mencapai US$ 4,30 miliar.
"Penyusutan surplus diperkirakan karena kenaikan impor seiring lonjakan harga minyak global dan tingginya impor dari Tiongkok,” ungkap David kepada Kontan, Kamis (31/7).
Baca Juga: Ditopang Batu Bara dan CPO Neraca Dagang Juni 2025 Diprediksi Surplus US$ 2,86 Miliar
David menilai, meski ekspor masih ditopang oleh naiknya harga komoditas seperti batubara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), lonjakan impor, terutama dari China dan kenaikan harga minyak global, akan menggerus surplus.
“Surplus ini didorong oleh kenaikan harga komoditas (batu bara dan CPO) dan kondisi perdagangan global yang lebih kondusif setelah kesepakatan dagang AS dan Tiongkok,” kata David.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata: Tarif 19% AS Masih Menekan Neraca Dagang Indonesia
Secara keseluruhan, tren surplus perdagangan Indonesia masih akan bertahan dalam jangka pendek, namun rentan terhadap tekanan dari sisi impor, terutama bila harga energi dan konsumsi domestik terus meningkat.
Selanjutnya: Haikyu!! Fly High Maintenance, Sampai Jam Berapa? Ini Jadwal Server Dibuka
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Minyak Goreng Hemat hingga 6 Agustus 2025, Ada Ekstra Diskon Rp 5.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News