kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ekonom Bank Permata memprediksi akan terjadi deflasi 0,07% mom pada September 2020


Rabu, 30 September 2020 / 16:51 WIB
Ekonom Bank Permata memprediksi akan terjadi deflasi 0,07% mom pada September 2020
ILUSTRASI. Pedagang menata daging ayam ras. ANTARA FOTO/Moch Asim/foc.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengalami deflasi dua kali berturut-turut, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September 2020 diperkirakan akan kembali mengalami deflasi. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi, deflasi pada bulan September 2020 akan sebesar 0,07% mom atau setara 1,40% yoy. 

“Ini dengan mempertimbangkan tren penurunan harga sebagian besar komoditas pangan sepanjang periode bulan September 2020,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (30/9). 

Harga pangan yang dimaksud oleh Josua adalah beras yang turun 0,4% mom, daging ayam yang turun 1,2% mom, daging sapi yang turun 0,3% mom, telur ayam yang harganya turun 4,7% mom. 

Baca Juga: BI: Likuiditas perekonomian (M2) meningkat pada Agustus 2020

Kemudian ada juga komoditas bawang merah yang mengalami penurunan harga 4,3% mom, cabai merah yang turun 1,2% mom, cabai rawit yang turun 7,3% mom, serta gula pasir yang turun 1,3% mom. “Selain itu, penurunan harga pada bulan September 2020 juga sehubungan dengan masa panen raya pada September 2020,” tambah Josua. 

Sementara itu inflasi dari sisi permintaan diperkirakan juga masih lemah dan terbatas, sehingga mendorong inflasi inti untuk melambat ke kisaran 1,88% yoy dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 2,03% yoy. Tren penurunan harga emas di sepanjang bulan September juga mendorong rendahnya inflasi inti.

Lebih lanjut, hingga akhir tahun ini, inflasi diperkirakan akan tetap rendah dan bahkan lebih rendah dari target sasaran yang ditetapkan oleh BI yang sebesar 2% - 4%. “Ini dengan mempertimbangkan tingkat konsumsi masyarakat yang masih cenderung lemah hingga akhir tahun nanti,” tandas Josua. 

Selanjutnya: Tahun depan, target pertumbuhan ekonomi 5%, apa penopangnya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×