kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Mandiri Proyeksi BI Kerek Suku Bunga Acuan di Akhir Semester I-2022


Kamis, 10 Februari 2022 / 19:46 WIB
Ekonom Bank Mandiri Proyeksi BI Kerek Suku Bunga Acuan di Akhir Semester I-2022
ILUSTRASI. Suku bunga acuan Bank Indonesia diprediksi naik mulai akhir semester I-2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mengerek suku bunga acuan atawa BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) pada akhir semester I-2022 mendatang.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, hal ini seiring dengan sinyal yang dilemparkan Federeal Reserve (The Fed) terkait kebijakannya yang makin hawkish di tahun ini.

Seperti diketahu, The Fed, kemungkinan akan meningkatkan suku bunga di akhir kuartal I-2022, atau pada Maret 2022.

“Dengan kondisi ini, kami tegaskan kembali bahwa kebutuhan BI untuk menjaga stabilitas ke depan menjadi semakin vital,” kata Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (10/2).

Faisal pun memperkirakan, BI akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 3 kali di tahun ini, dengan total peningkatan sebesar 75 basis poin (bps). Dengan demikian, suku bunga acuan di akhir tahun 2022 akan menjadi 4,25%.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50% pada Februari 2022

Baca Juga: BI Akan Menaikkan Suku Bunga Acuan Bila Hal Ini Terjadi

Peningkatan suku bunga acuan ini diperkirakan akan terjadi pada akhir paruh pertama tahun ini dengan asumsi inflasi yang akan meningkat secara signifikan.

Nah, sebelum melakukan peningkatan suku bunga acuan ini, BI diperkirakan akan melakukan pengetatan moneter di beberapa kebijakan terlebih dahulu, seperti peningkatan Giro Wajib Minimum (GWM) dan mengurangi quantitative easing (QE).

Namun, BI tetap akan memberikan guyuran stimulus lewat stimulus makroprudensial yang tetap akomodatif untuk menjaga progres pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×