Reporter: Fahriyadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Setelah direncanakan sejak awal tahun, akhirnya proyek normalisasi Kali Ciliwung dan pembangunan sodetan untuk mengurangi banjir Jakarta resmi berjalan. Hal itu dipastikan setelah pemerintah melaksanakan groundbreaking proyek normalisasi dan pembangunan sodetan Ciliwung.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, T. Iskandar mengatakan proyek normalisasi Ciliwung terdiri dari 4 paket pekerjaan mulai dari Pintu Air Manggarai-Flyover TB Simatupang sepanjang 19 kilometer (km).
"Proyeknya terdiri dari penguatan tebing, pengerukan, dan penataan Kali Ciliwung, diharapkan bisa mengoptimalkan aliran Ciliwung dari 200 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik," ujar Iskandar, Senin (23/12).
Keempat paket normalisasi itu bernilai Rp 1,18 triliun dan diperkirakan selesai pada Desember 2016.
Selain normalisasi, sementara itu untuk proyek sodetan Ciliwung akan dibangun untuk menyalurkan sebagian beban Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) sebesar 60 meter kubik per detik.
Menurutnya pembangunan terowongan air sepanjang 1,27 km itu akan dibangun dengan total biaya konstruksi Rp 493 miliar dan Rp 14,3 miliar untuk supervisi dan manajemen.
Ia bilang proyek sodetan akan dibangun selama 430 hari kerja terhitung mulai groundbreaking dan diperkirakan rampung pada Februari 2015,
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan untuk normalisasi Ciliwung ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan mencarikan solusi terkait masalah lahan sehingga tak menimbulkan masalah sosial.
"Untuk memindahkan warga bantaran Ciliwung, kami masih menunggu rumah susun yang akan dibangun pemerintah," ujarnya.
Anggota DPR, Nusyirwan Soejono mengapresiasi groundbreaking dua proyek antibanjir dari pemerintah ini. "Masih ada yang harus dilakukan yakni menyelesaikan banjir dari hulunya," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa proyek yang dibangun ini terlambat dan mestinya diinisiasi lima sampai enam tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News