Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pada Januari 2013 lalu, banjir besar melanda Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun turun tangan langsung untuk mengatasi permasalahan Ibukota.
Selain melakukan normalisasi Ciliwung, salah satu direktif Presiden untuk mengatasi banjir Jakarta adalah dengan membangun sodetan Ciliwung.
Upaya menyodet kali Ciliwung agar distribusi air yang mengalir dapat dialihkan ke Kanal Banjir Timur (KBT) tampaknya masih harus tertunda. Sebab, hingga pertengahan Oktober ini tender proyek tersebut belum juga rampung.
Padahal, rencana awal saat proyek ini digulirkan, bulan Oktober ini konstruksi sudah bisa dilakukan.
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto mengakui, bahwa proyek tersebut memang berjalan lamban dan tidak sesuai yang direncanakan.
"Memang prosesnya berjalan lamban. Ini disebabkan adanya penyesuaian desain, sehingga saat ini masih dalam proses tender," katanya, Jumat (18/10).
Djoko berharap, proses tender bisa diselesaikan tahun ini juga, sehingga dana bisa turun dan kontraktor pemenang proyek bisa langsung bekerja. Apalagi, anggaran proyek ini sendiri sudah turun dari Kementerian Keuangan.
Dia menambahkan, meski proyek sodetan belum dikerjakan, namun proyek pelebaran kali yang mendukung masuk dan keluarnya sodetan ini sudah ditetapkan pemenangnya.
Proyek sodetan Ciliwung ini memiliki panjang 2,15 kilometer (km) dan akan mengalirkan air 60 meter kubik per detik. Sebelumnya, DPR RI sempat memangkas anggaran proyek Sodetan ini dari Rp 700 miliar menjadi Rp 500 miliar.
Meski demikian, Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air (PSDA) Kementerian Pekerjaan Umum Arie Setiadi Moerwanto, menjelaskan hal ini tidak ada pengurangan paket pekerjaan.
Sodetan Ciliwung sendiri adalah bagian dari proyek normalisasi sungai Ciliwung senilai Rp1,9 triliun yang terbagi menjadi 5 paket.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News