Reporter: Fahriyadi | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pada Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) Perubahan 2013 secara mengejutkan nilai proyek sodetan Ciliwung terpangkas sekitar Rp 170 miliar dari Rp 700 miliar menjadi Rp 530 miliar.
Awalnya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yakin pemangkasan anggaran tak akan mempengaruhi paket pekerjaan baik detail fisik maupun teknisnya. Namun, Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Mohammad Hasan mengungkapkan bahwa tender proyek yang akan digroundbreaking akhir tahun ini sudah dilakukan sebanyak tiga kali.
Ia mengatakan karena konsep tender ini adalah design and built membuat harga yang sering ditetapkan kontraktor selalu diatas harga penawaran yang ditetapkan pemerintah. "Jadi memang harga dari teknologi yang kita tentukan cukup mahal," kata Hasan, Senin (26/11).
Kendati begitu, Hasan mengatakan saat ini tender itu sudah tidak ada masalah lagi dan nilainya sesuai dengan yang dianggarkan.
Menurutnya ada beberapa teknologi yang dikembangkan untuk pembangunan proyek yang akan menyalurkan air dari Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) itu, yakni teknologi China, Jerman, dan Norwegia akan coba dikombinasikan dalam pengerjaan proyek ini.
Ia pun mengatakan bahwa sodetan ini akan dibangun sepanjang 2,15 kilometer (Km) dan tetap akan menggunakan metode tunnelink, yakni memasang pipa dibawah tanah tanpa mengganggu keberadaan bangunan diatasnya.
Rencananya proyek sodetan ini akan dibangun berbarengan dengan proyek anti banjir lainnya yakni normalisasi Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai hingga fly over TB Simatupang.
Sodetan Ciliwung sendiri adalah bagian dari proyek normalisasi sungai Ciliwung senilai Rp 1,7 triliun yang terbagi menjadi 5 paket. Sodetan sepanjang 2,15 kilometer ini nantinya akan dibangun dari Otista menuju Kanal Banjir Timur (KBT) melalui kali Cipinang untuk mengurangi debit puncak kali Ciliwung jika terjadi hujan lebat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News