CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

DRI memperkirakan neraca perdagangan tahun 2021 masih akan surplus US$ 14,86 miliar


Minggu, 14 Februari 2021 / 14:50 WIB
DRI memperkirakan neraca perdagangan tahun 2021 masih akan surplus US$ 14,86 miliar
ILUSTRASI. Suasana aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) melihat masih adanya peluang neraca dagang untuk surplus dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan, di sepanjang tahun 2021 ini neraca dagang diprediksi surplus US$ 14,86 miliar dengan kinerja ekspor sebesar US$ 162,23 miliar dan kinerja impor US$ 147,37 miliar. 

“Perjalanan surplus ke depan akan seiring dengan  peningkatan ekspor dan impor, meski masih belum kembali ke level sebelum pandemi,” ujar Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen dalam laporan yang diterima Kontan.co.id. 

Terperinci, pergerakan ekspor akan dipengaruhi oleh pemulihan negara mitra dagang Indonesia,  khususnya kondisi industri pengolahan mereka. Ini menunjukkan seberapa baik negara tersebut menangani kasus Covid-19. 

Baca Juga: Begini prediksi DRI soal neraca perdagangan pada Januari 2021

Kemudian, ada potensi peningkatan harga dari ekspor komoditas andalan Indonesia, terutama batubara dan Crued Palm Oil (CPO). 

Dari sisi impor, Moekti menyiratkan keyakinannya akan proses vaksinasi bisa kembali meningkatkan aktivitas masyarakat sehingga menggeliatkan permintaan. Ini tentu akan menyebabkan peningkatan impor baik barang modal maupun barang baku. 

“Distribusi vaksin Covid-19 untuk publik juga diharapkan bisa berlangsung pada Februari 2021 atau paling lambat di kuartal kedua tahun ini,” tambahnya. 

Namun, Moekti tetap melihat adanya risiko. Yaitu, kekhawatiran akan potensi diperpanjangnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) kalau tidak ada penurunan kasus Covid-19. Ini bisa menghambat kinerja ekspor impor untuk kembali ke level pra pandemi. 

Selanjutnya: Kepercayaan konsumen di Januari 2021 turun lagi, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×