kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Di tengah tekanan nilai tukar, sektor ini bisa jadi basis ekonomi


Rabu, 26 September 2018 / 17:54 WIB
Di tengah tekanan nilai tukar, sektor ini bisa jadi basis ekonomi
ILUSTRASI. Petugas Money Changer Menghitung Uang US Dollar


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan, menurut kajian KEIN, pengaruh nilai tukar bisa positif ke beberapa sektor.

“Itu adalah sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Jadi, ini basis kita,” kata Arif dalam acara diskusi ekonomi di Hotel Ibis, Jakarta, Rabu (26/9). 

“Kami lihat juga, agribisnis akan menjadi backbone ekonomi,” lanjutnya.

Meski demikian, ia mengatakan bahwa di tengah tekanan nilai tukar ini, pemerintah juga bisa menghemat devisa dengan mendorong beberapa sektor usaha agar bisa mensubstitusi impor.

“Petrochemical harus dikembangkan. Lebih dari 50% kontribusi dari bahan baku itu datang dari basis minyak. Kita dan selama ini kita banyak impor. Kalau kita bisa proses di sini, maka bisa hemat devisa dan akan pengaruh ke CAD,” jelasnya.

Selain petrochemical, turunan dari baja juga perlu didorong. Hal ini, kata Arif, sudah mulai digerakkan oleh pemerintah.

Adapun, ia menambahkan, pemerintah di saat seperti ini perlu berpihak ke pelaku UKM dalam konteks bunga yang harus efisien dan favorable bagi semua jenis dan pelaku usaha.

Arif menjelaskan, setidaknya ada lima tantangan bagi ekonomi saat ini, yakni tiga dari eksternal dan dua dari domestik. Tantangan dari luar itu adalah perang dagang, kenaikan Fed Fund Rate, dan harga minyak yang bakal pengaruhi bahan baku akibat kebijakan-kebijakan geopolitik.

Sementara, tantangan dari dalam negeri yang utama adalah disparitas pembanguan Jawa dan luar Jawa. Selain itu, masalah ketenagakerjaan juga masih menjadi tantangan.

“Ada beberapa landasan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan ini tentu memerlukan suatu keberlanjutan siapapun yang memerintah nanti,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×