Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
Terlebih, kebutuhan pemerintah untuk menanggulangi dampak wabah virus Corona, membuat defisit APBN tahun ini diperkirakan akan mencapai 6,27% dari PDB.
"Dengan pelebaran defisit tersebut, beban bunga utang tentu akan meningkat. Apalagi dengan penambahan beban bunga utang baru ditambah beban bunga utang lama, pasti akan meningkat," ujar Riza kepada Kontan.co.id, Senin (1/5).
Baca Juga: Terdampak Covid-19, Mega Perintis (ZONE) prediksi penurunan pendapatan 25%
Untuk persentase peningkatan bunga utang ini, kata Riza, perlu dilihat terlebih dahulu berapa besaran utang baru yang ditarik oleh pemerintah dan berapa pula yield (imbal hasil)-nya. Dari situ baru bisa diketahui berapa banyak bunga utang akan meningkat.
Namun demikian, Riza merasa pemerintah masih akan mengupayakan pembayaran bunga utang untuk mencapai target di tahun ini.
"Saya rasa pembayaran bunga utang akan diupayakan mencapai target tahun ini, karena beban bunga utang sangat kecil kemungkinannya untuk dilakukan reschedule pembayaran. Apabila bunga utang di-reschedule akan berpengaruh pada kredibilitas," kata Riza.
Baca Juga: Kemendag turunkan harga patokan CPO bulan Juni 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News