kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CORE: Wabah corona tekan optimisme konsumen di Mei 2020


Rabu, 03 Juni 2020 / 17:50 WIB
CORE: Wabah corona tekan optimisme konsumen di Mei 2020
ILUSTRASI. Aktivitas di gerai ritel modern Hypermart, Jakarta, Senin (01/06). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme konsumen masih menurun pada Mei 2020. Berdasarkan survei Danareksa Research Institute (DRI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan lalu sebesar 75,3 alias turun 6,1% dari bulan sebelumnya yang sebesar 80,2. 

Penurunan optimisme konsumen ini berada di level terendah sejak Juli 2008 dan sebagai bukti bahwa imbas Covid-19 cukup besar bagi konsumen. Apalagi, dilihat dari penurunan IKK yang tajam selama dua bulan terakhir. 

Baca Juga: Bujet penanganan corona Rp 677,2 triliun, Banggar DPR minta pemerintah-BI bagi beban

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy memandang, penurunan optimisme konsumen pada bulan tersebut salah satunya disebabkan oleh faktor psikologis masyarakat. 

"Dengan kasus Covid-19 yang tinggi, mereka menilai kondisi penyebaran Covid-19 masih akan memengaruhi perekonomian Indonesia dan konsumen khawatir tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Di sisi lain, mereka khawatir karena distribusi bantuan sosial (bansos) belum sepenuhnya tepat sasaran," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (3/6).

Kini pemerintah tengah mencanangkan kenormalan baru. Menurut Yusuf, ke depannya optimisme konsumen akan dipengaruhi oleh bagaimana pemerintah dan pealku usaha menjalankan aktivitas di tengah kenormalan baru ini. 

Yusuf percaya, bila dalam kenormalan baru pemerintah mampu lebih menekan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19, maka ini bisa menjadi pemicu untuk memperbaiki kepercayaan konsumen. 

Baca Juga: Kadin proyeksi Investasi manufaktur di 2020 kurang moncer

Namun sebaliknya, jika dengan kenormalan baru malah penderita Covid-19 meningkat masif, maka ini optimisme konsumen bisa tetap berada dalam tren yang rendah, bahkan kembali menurun. 

Selain itu, pemerintah juga tetap diharapkan memperbaiki mekanisme penyaluran bansos agar semakin tepat sasaran. Karena menurutnya, bantuan ini mampu memicu masyarakat untuk melakukan kegiatan konsumsi sehingga optimisme konsumen bisa bangkit seiring dengan perbaikan ekonomi. 

Lebih lanjut, Yusuf masih melihat adanya potensi kebangkitan kepercayaan konsumen di tahun ini. Hanya saja, ini akan terjadi di kuartal IV-2020. Ini juga dengan asumsi penerapan kenormalan baru tanpa adanya penambahan korban atau kasus Covid-19 yang masif. 

Baca Juga: AirAsia Indonesia bisa stop beroperasi hingga 3 bulan ke depan, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×