kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kadin proyeksi Investasi manufaktur di 2020 kurang moncer


Rabu, 03 Juni 2020 / 17:34 WIB
Kadin proyeksi Investasi manufaktur di 2020 kurang moncer


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan investasi manufaktur di sepanjang 2020 akan tetap rendah dibandingkan investasi non-manufaktur karena sejumlah sentimen yang menurunkan minat investor untuk menanamkan modalnya di tanah air. 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani  menjelaskan investasi manufaktur yang tetap rendah karena tidak ada dorongan yang baik untuk mendorong investasi di sektor manufaktur nasional. 

Baca Juga: Investasi manufaktur di triwulan I 2020 tumbuh, ini penjelasan Kadin

Sejumlah dorongan yang Shinta maksud adalah kebijakan nasional daya saing iklim investasi nasional, animo investor asing terhadap investasi di negara berkembang, dan permintaan terhadap produk manufaktur di tahun ini. 

"Hal ini terjadi bukan hanya karena keterlambatan respon perubahan iklim investasi nasional agar tetap bersaing dengan negara pesaing, tetapi juga  karena efek pandemi yang mengecilkan minat investor ke dalam negeri," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).  

Adapun efek pandemi Corona berdampak pada penyusutan permintaan nasional dan global atas produk manufaktur. Oleh karenanya Shinta bilang ekspansi kapasitas produksi atau investasi sektor manufaktur tidak masuk akal dalam waktu dekat. Menurutnya investor akan menunggu hingga konsumsi pasar global dan nasional kembali normal. 

Lantas kalaupun ada investasi yang ditanamkan di kuartal II sampai dengan kuartal IV 2020, Shinta mengestimasi realisasinya akan banyak tertunda karena Corona. Jikalau tetap terealisasi, kebanyakan investasi padat modal, bukan padat karya seperti yang diharapkan. 

Baca Juga: Pemerintah Rilis Rambu-Rambu New Normal, Pengusaha Masih Ragu

Menurut Shinta penyebab seretnya investasi padat karya karena biaya tenaga kerja yang semakin mahal, rendahnya kemampuan tenaga kerja, dan tren akselerasi adopsi teknologi dalam proses produksi manufaktur seperti otomasi dan industri 4.0 pasca-pandemi. 

Di sisi lain, stimulus termasuk insentif fiskal terkait investasi yang ditetapkan sebelum pandemi, menurut Shinta secara keseluruhan belum bisa menarik investasi ke tanah air. 

Di tambah lagi kebijakan stimulus menghadapi Corona yang bertahan 6-12 bulan dinilai Kadin bukan pendorong yang bisa menarik investasi. Pasalnya menurut mereka stimulus tersebut tidak cukup untuk melindungi industri nasional dari kerugian khususnya penggerusan modal usaha yang terjadi selama pandemi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×