kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan devisa Oktober naik menjadi US$ 97 miliar


Rabu, 13 November 2013 / 17:53 WIB
Cadangan devisa Oktober naik menjadi US$ 97 miliar
ILUSTRASI. Produk interior yang ditawarkan Magran Living atau PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV).


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bank Indonesia merilis data neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang tercatat masih defisit. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi A. Johansyah mengungkapkan, data defisit relatif sama dengan triwulan sebelumnya.

Meski di triwulan III-2013, defisit NPI tercatat sebesar US$ 2,6 miliar atau relatif sama dengan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar US$ 2,5 miliar. "Dengan perkembangan itu, cadangan devisa Indonesia akhir September 2013 tercatat US$ 95,7 miliar, namun kemudian naik US$ 1,3 miliar menjadi US$ 97 miliar pada akhir Oktober 2013," kata Difi di Gedung BI, Jakarta, Rabu (13/11).

Difi bilang, posisi cadangan devisa setara dengan 5,5 bulan impor atau setara dengan 5,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia memandang, nilai devisa itu cukup aman untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dan berada di atas standar kecukupan internasional.

Lebih lanjut Difi menambahkan, pada triwulan IV-2013, proses pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia diproyeksikan terus berlanjut seiring perbaikan kondisi ekonomi dan keuangan global di tengah tren perlambatan ekonomi domestik.

Kinerja NPI diperkirakan akan terus membaik terutama ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat. "Tren perbaikan transaksi berjalan juga diperkirakan terus berlanjut yang dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas dan berkurangnya defisit neraca jasa seiring melambatnya permintaan domestik," ujar Difi.

Meski demikian, perbaikan kinerja NPI masih memerlukan koordinasi kebijakan lanjutan antara pemerintah dan Bank Indonesia, antara lain di sektor migas yang perlu langkah-langkah pengendalian konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk mengurangi defisit transaksi berjalan dari masih tingginya impor minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×