Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Juni 2020 tercatat sebesar US$ 131,71 miliar atau lebih besar dari US$ 130,5 miliar pada akhir Mei 2020. Menurut catatan Bank Indonesia (BI), posisi ini hampir mendekati rekor tertinggi cadev Indonesia sepanjang sejarah yang mencapai US$ 131,98 miliar pada akhir Januari 2018 silam.
Baca Juga: Ekonom IKS proyeksikan cadev pada Juli 2020 di kisaran US$ 132 miliar
Berdasarkan data yang ditampilkan Special Data Dissemniation Standard (SDDS), peningkatan cadev pada bulan JUni 2020 didorong oleh peningkatan komponen-komponen pendukungnya.
Pertama, foreign currency reserves atau valuta asing (valas) yang tercatat sebesar US$ 123,98 miliar. Posisi ini meningkat dari posisi Mei 2020 yang sebesar US$ 122,96 miliar.
Valas ini terdiri dari uang kertas asing dan simpanan, serta derivatif keuangan. Selain itu, valas juga bisa berupa surat berharga berupa penyertaan, saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya. Valas juga mencakup tagihan otoritas moneter kepada bukan penduduk.
Kedua, IMF reserve position in the fund (RPF) tercatat sebesar US$ 1,087 miliar atau meningkat dari posisi Mei 2020 yang sebesar 1,076 miliar. Asal tahu saja, RPF merupakan cadev dari suatu negara yang ada di rekening IMF.
Baca Juga: Cadev Indonesia membaik, rupiah kembali menguat ke level Rp 14.440 per dolar AS
RPF ini juga menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi dengan organisasi tersebut dan menunjukkan keanggotaannya. Anggota IMF dapat memiliki posisi di Fund's General Resources Account yang dicatat pada kategori cadangan devisa.
Ketiga, Special Drawing Rights (SDR) BI pada Juni 2020 2020 sebesar US$ 1,537 miliar. Posisi ini juga meningkat tipis dari Mei 2020 yang sebesar 1,522 miliar.
SDR sendiri merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya. Tujuan diciptakannya SDR adalah dalam rangka menambah likuiditas internasional. Fasilitas ni memungkinkan bertambah atau berkurangnya cadev di negara-negara anggota.
Komponen cadev Juni 2020 yang meningkat lainnya adalah emas moneter (monetary gold) yang tercatat sebesar US$ 4,47 miliar atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 4,35 miliar.
Baca Juga: Naik lagi, Cadangan devisa Juni 2020 menjadi US$ 131,7 miliar
Monetary gold ini merupakan persediaan emas yang dimiliki oleh otoritas moneter berupa emas batangan yang memenuhi persyaratan internasional tertentu, seperti London Good Delivery (LGD). Selain itu, yang termasuk monetary gold adalah emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Otoritas moneter yang ingin menambah emas miliknya, bisa menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, tetapi harus memonetisasi emas tersebut. Sebaliknya, otoritas moneter juga bisa mengeluarkan kepemilikan emas untuk tujuan non moneter, tetapi harus mendemonetisasi emas tersebut.
Terakhir, tagihan lainnya atau other reserves assets yang tercatat US$ 642,50 juta atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 640,26 juta. Tagihan lainnya ini merupakan komponen yang mencakup tagihan yang tidak termasuk dalam kategori tagihan lainnya.
Baca Juga: Rupiah terus melemah, BI ungkap faktor penyebabnya
Sebagai tambahan informasi, BI juga mengkonfirmasi bahwa pencatatan nilai cadev dalam statistik pada umumnya menurut harga pasar, yaitu kurs pasar yang berpengaruh pada saat transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News