kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

BPS: Inflasi Desember kena efek BBM juga paceklik


Senin, 01 Desember 2014 / 15:34 WIB
BPS: Inflasi Desember kena efek BBM juga paceklik
ILUSTRASI. Tingkat inflasi Indonesia berpotensi makin melandai hingga akhir tahun 2023. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bulan Desember ini dikhawatikan bakal terjadi tekanan infasi yang tinggi. Inflasi tertinggi disebabkan adanya efek penuh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Untuk bulan November, yang terimbas 12 hari kenaikan harga BBM yang dilakukan 19 November 2014 mengalami inflasi sebesar 1,50%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, pada Desember terdapat tekanan tambahan yaitu musim panceklik. Kondisi itu membuat ketersediaan bahan pangan menjadi berkurang.

Oleh karena itu, menurut Sasmito, pemerintah harus bisa mengatasi setidaknya tiga komponen pokok yang bakal memberikan tekanan pada inflasi Desember yaitu beras, cabe, dan kenaikan tarif angkutan. "Kalau itu bisa dikendalikan akan bisa mengurangi risiko (inflasi Desember)," ujarnya, Senin (1/12). 

Dirinya menjelaskan, inflasi yang diakibatkan kenaikan harga BBM pada bulan Desember bisa ditekan. Pasalnya dampak kenaikan harga separuhnya sudah terjadi pada bulan November. Hanya saja untuk bulan Desember ada faktor musim Natal, liburan akhir tahun dan musim panceklik yang bisa memberatkan tekanan inflasi Desember.

Ketika ditanya prediksi inflasi pada bulan Desember, Sasmito enggan memberikan prediksi. "Bisa lebih tinggi dari inflasi November. Bisa juga lebih rendah kalo bisa dikendalikan," terangnya.

Sekedar gambaran pada bulan November 2014 komponen beras, cabe, dan tarif angkutan mengalami inflasi yang relatif tinggi. Cabe merah memberikan andil inflasi sebesar 0,26%. Kenaikan yang terjadi mencapai 44,97%. Hal ini karena produksi berkurang yang dipengaruhi musim kemarau.

Tarif angkutan dalam kota memberikan andil inflasi sebesar 0,19%. Kenaikan yang terjadi tercatat 9%. Hal ini diakibatkan penyesuaian harga dengan adanya kenaikan harga BBM. Kenaikan terjadi di 67 kota IHK. Kenaikan tertinggi di Pekanbaru sebesar 33%.

Sementara itu, beras memberikan andil inflasi 0,06%. Perubahan harga alias kenaikan sebesar 1,47%. Beras mengalami kenaikan karena memasuki masa panceklik. Kenaikan terjadi di 70 kota IHK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×