Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memastikan, suku bunga acuan yang kini berada di level 6,00% konsisten untuk menjangkar inflasi tahun 2024 meski ketidakpastian global masih tinggi.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, inflasi pada tahun depan diyakini bergerak di kisaran 3,2% yoy, dengan menghadapi berbagai risiko.
Perry memerinci, risiko inflasi yang besar adalah datang dari inflasi barang impor (imported inflation).
“Imported inflation ini dipengaruhi dua hal, yaitu harga energi serta pangan global dan besarnya depresiasi nilai tukar rupiah,” ungkap Perry, Kamis (23/11) di Jakarta.
Sehingga, Perry menegaskan bahwa keputusan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan lalu, sudah memperhitungkan risiko-risiko tersebut pada tahun depan.
Baca Juga: Per 22 November 2023, Rupiah Melemah 0,04% Dibanding Akhir Tahun 2022
Terlebih, biasanya transmisi kebijakan moneter, khususnya suku bunga ke inflasi, membutuhkan waktu sekitar empat kuartal hingga enam kuartal.
Perry juga mengenang, keputusan untuk menetapkan suku bunga acuan di level 6,00% lalu juga seiring dengan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.
Pada waktu itu, Perry melihat langkah intervensi nilai tukar rupiah yang dilakukan BI tidak cukup. Sehingga butuh langkah lain, yaitu dengan pre emptive dan forward looking, yaitu kenaikan suku bunga acuan.
“Sehingga, tahun depan kan batas atas inflasi 3,5% yoy. Sedangkan perkiraan kami inflasi tahun depan 3,2% yoy. Oleh karena itu, kami perkirakan suku bunga 6% masih konsisten dengan perkiraan inflasi,” tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News