kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI: Suku Bunga The Fed Mungkin Naik Jadi 5,5% di Juli 2023


Kamis, 22 Juni 2023 / 15:50 WIB
BI: Suku Bunga The Fed Mungkin Naik Jadi 5,5% di Juli 2023
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) melihat ada peluang kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) pada bulan Juli 2023.REUTERS/Leah Millis


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat ada peluang kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) pada bulan Juli 2023.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, suku bunga acuan bank sentral AS pada bulan Juli bisa berada di kisaran 5,5%. 

"Baseline kami, Fed Fund Rate (FFR) akan naik menjadi 5,5%, setelah mencermati pernyataan Jerome Powell dan anggota The Fed yang lain," tutur Perry, Kamis (22/6) di Jakarta.

Selain itu, perkiraan ini juga dengan melihat kondisi inflasi AS yang masih tinggi. Memang mulai ada penurunan inflasi, tetapi lambat. 

Baca Juga: BI: Kenaikan Suku Bunga The Fed Mungkin Terjadi

Ini juga menyambut dengan pernyataan pejabat The Fed pada pekan lalu. Memang, The Fed menahan suku bunga acuan di level 5,00% hingga 5,25% pada pekan lalu. 

Namun, The Fed menyiratkan ada kemungkinan kenaikan suku bunga lagi sebanyak dua kali bila inflasi tak kunjung mereda. 

Nah, kebijakan moneter yang masih ketat ini membawa risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi di AS. 

Juga, ini akan membawa risiko rambatan risiko terhadap negara-negara di dunia, terutama negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Dengan kondisi ini, Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berada di kisaran 2,7% yoy atau melambat dari 3,4% yoy pada tahun 2022. 

"Dengan kondisi ini, penguatan respon diperlukan untuk mitigasi risiko rambatan terhadap ketahanan eksternal, termasuk Indonesia," tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×