kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

BI Prediksi Inflasi pada 2022 Bisa Lebih Rendah dari 6,3%


Kamis, 03 November 2022 / 14:33 WIB
BI Prediksi Inflasi pada 2022 Bisa Lebih Rendah dari 6,3%
BI Prediksi Inflasi pada 2022 Bisa Lebih Rendah dari 6,3%


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat, ada potensi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada tahun 2022 lebih rendah dari perkiraan BI pada bulan lalu yang sebesar 6,3% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ini juga seiring dengan realisasi inflasi Oktober 2022 yang lebih rendah dari perkiraannya. Realisasi inflasi Oktober 2022 sebesar 5,71% yoy, sedangkan perkiraan Perry mencapai 6,1% yoy. 

“Dengan realisasi tersebut, kami perkirakan bisa lebih rendah dari perkiraan. Akhir tahun, bisa lebih rendah dari 6,3% yoy,” terang Perry saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Kamis (3/11) dalam pertemuan secara daring. 

Perry pun menjelaskan faktor pendorong capaian inflasi tersebut.

Baca Juga: BI Targetkan Kredit Perbankan Bisa Tumbuh 10%-12% di Tahun Depan

Pertama, pengendalian inflasi pangan oleh BI dan pemerintah. Inflasi pangan yang lebih rendah tersebut menjadi faktor positif bagi dampak lanjutan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi lebih rendah. 

Kedua, stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan oleh BI mampu menjaga pergerakan nilai tukar dari perkasanya dolar Amerika Serikat (AS). Meski memang rupiah hingga akhir Oktober 2022 rupiah melemah 8,62% year to date (ytd), ini lebih rendah dari depresiasi mata uang negara lainnya. 

Stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan oleh BI adalah baik intervensi di pasar spot, DNDF, juga pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder. Menurutnya, pengendalian nilai tukar rupiah ini penting untuk menjaga inflasi terutama dari imported inflation. 

“Agar kenaikan harga-harga dalam negeri terlindung dari kenaiksn harga-harga barang impor, atau imported inflation,” tegas Perry. 

Baca Juga: Laba Bersih Naik Jadi Rp 1,52 Triliun, Cek Rekomendasi Saham Ciputra (CTRA)

Ketiga, kebijakan suku bunga acuan. Dalam tiga bulan terakhir, BI mengerek suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) sehingga saat ini suku bunga acuan bergerak di 4,75%. Langkah ini diharapkan mampu meredam ekspektasi inflasi ke depan. 

Lebih lanjut, kendati proyeksi inflasi terbaru BI lebih rendah dari sebelumnya, tetapi ini masih melampaui batas atas kisaran sasaran yang sebesar 4% yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×