kontan.co.id
banner langganan top
Selasa, 10 Juni 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.909.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.300   0,00   0,00%
  • IDX 7.231   117,32   1,65%
  • KOMPAS100 1.056   17,89   1,72%
  • LQ45 813   11,10   1,38%
  • ISSI 232   2,76   1,20%
  • IDX30 423   5,92   1,42%
  • IDXHIDIV20 496   6,77   1,38%
  • IDX80 118   1,45   1,24%
  • IDXV30 120   1,17   0,98%
  • IDXQ30 137   1,74   1,29%
  • EMAS 1.909.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.300   0,00   0,00%
  • IDX 7.231   117,32   1,65%
  • KOMPAS100 1.056   17,89   1,72%
  • LQ45 813   11,10   1,38%
  • ISSI 232   2,76   1,20%
  • IDX30 423   5,92   1,42%
  • IDXHIDIV20 496   6,77   1,38%
  • IDX80 118   1,45   1,24%
  • IDXV30 120   1,17   0,98%
  • IDXQ30 137   1,74   1,29%
  • EMAS 1.909.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.300   0,00   0,00%
  • IDX 7.231   117,32   1,65%
  • KOMPAS100 1.056   17,89   1,72%
  • LQ45 813   11,10   1,38%
  • ISSI 232   2,76   1,20%
  • IDX30 423   5,92   1,42%
  • IDXHIDIV20 496   6,77   1,38%
  • IDX80 118   1,45   1,24%
  • IDXV30 120   1,17   0,98%
  • IDXQ30 137   1,74   1,29%

BI: Defisit neraca dagang bikin rupiah rentan melemah


Jumat, 07 Desember 2018 / 17:14 WIB
BI: Defisit neraca dagang bikin rupiah rentan melemah
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah sempat melemah 1,1% ke kisraan Rp 14.562 per dollar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (5/12). Bahkan pelemahan rupiah ini merupakan pelemahan yang terburuk di Asia. 

Bank Indonesia (BI) menjelaskan pelemahan rupiah ini terjadi karena  Indonesia masih mengalami defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

"Negara yang mengalami CAD, pasar akan bereaksi lebih banyak," ungkap Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, di kompleks BI, Jumat (7/12).

Defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2018 sebesar US$ 8,8 miliar atau setara dengan 3,7% dari produk domestik bruto (PDB). 

Sementara itu, defisit neraca perdagangan Indonesia kumulatif Januari-Oktober 2018 sebesar US$ 5,51 miliar. Sedangkan neraca perdagangan jasa juga mengalami defisit sebesar US$ 2,22 miliar.

"Jadi kita jangan terlena dengan penguatan kurs karena kita tetap harus selesaikan persoalan CAD," ungkap Mirza.

Menurut Mirza, ekspor dan pariwisata perlu digenjot, dan impor perlu dikendalikan.

Namun secara umum Mirza mengungkapkan perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2019 menyebabkan aliran modal akan kembali ke emerging market. Sehingga BI optimistis rupiah lebih stabil di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×