Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam pekan ini, kurs rupiah sempat melemah. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebut, kondisi pasar global masih menjadi faktor yang menekan pergerakan rupiah.
"Faktor penguatan dan pelemahan kurs di negara berkembang karena adanya harapan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan mereda," jelas Mirza di Kompleks BI, Jumat (7/12)
Harapan pasar bahwa perang tarif dagang AS dan Tiongkok bakal mereda pada saat pertemuan G20 rupanya hanya sementara. Kedua negara tersebut setuju menghentikan perang dagang selama 90 hari saja.
Penangkapan Direktur Keuangan Huawei Wanzhou Meng di Kanada juga dikhawatirkan pelaku pasar bakal membuyarkan negosiasi perdagangan dua negara tersebut. "Dikhawatirkan akan ada respons dari Tiongkok dengan melakukan depresiasi yuan. Ini dikhawatirkan bisa membuat depresiasi mata uang negara emerging market," kata Mirza.
Beberapa hari terakhir juga terjadi aksi jual saham di emerging market, termasuk Indonesia. Menurut Mirza, kondisi tersebut merupakan respons dari aksi jual di pasar global.
Kata Mirza, saham bergerak berdasarkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan laba. Nah, ia menyebut, ada tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Artinya akan ada perlambatan pertumbuhan laba perusahaan di AS. Ini membuat investor saham bereaksi dengan menjual kepemilikan sahamnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News