Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Bank Indonesia (BI) secara efektif memberlakukan suku bunga acuan baru yaitu 7-Days Reverse Repo Rate (7 Days Repo Rate ) mulai Jumat ini. Suku bunga ini menggantikan suku bunga acuan BI rate yang telah digunakan sejak Juli 2015.
Suku bunga repo tujuh hari ini diyakini lebih efektif untuk mencerminkan kebijakan moneter BI ke suku bunga perbankan, sebab memiliki kondisi yang lebih nyata di pasar keuangan. Suku bunga ini juga akan mempengaruhi suku bunga instrumen bertenor semalam (overnight).
Selain mengganti suku bunga acuan, BI juga akan menjaga koridor suku bunga yang lebih sempit, dengan batas bawah lending facility 75 basis points (bps) dari 7-Days RRR dan batas atas penempatan dana rupiah oleh perbankan di BI atau deposit facility 75 bps dari 7-Days RRR.
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksi, ada peluang penurunan 7-Days RRR dari saat ini 5,25% dalam rapat dewan gubernur (RDG) yang berakhir Jumat ini (19/8).
Prediksi itu didasarkan adanya tekanan likuiditas di pasar uang antar bank (PUAB) yang ditunjukkan dari meningkatnya suku bunga Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) dalam sepekan. Ini terjadi karena masyarakat memindahkan dananya untuk membayar uang tebusan amnesti pajak.
Selain itu, kredit macet atau non performing loan perbankan juga naik menjadi di atas 3%. Kedua hal ini menyulitkan bank menurunkan suku bunga kredit lantaran harus mencadangkan dananya lebih besar dengan mempertahankan suku bunga deposito. Oleh karena itu, BI berpeluang menurunkan suku bunga repo tujuh hari untuk menggerakan likuiditas di PUAB.
Namun peluang itu belum tentu akan dimanfaatkan BI. "BI wait and see sehingga 7-Days Repo masih dipertahankan di 5,25%," kata Lana, Kamis (18/8). BI juga masih akan melihat perkembangan tax amnesty dan risiko kenaikan suku bunga The Fed.
Ekonom Maybank Indonesia Juniman juga menilai, walau ada peluang, BI akan mempertahankan 7-Days RRR di level 5,25%. Sebab masih ada risiko global dari perlambatan ekonomi negara mitra dagang Indonesia, seperti AS, Uni Eropa, China dan Jepang.
Menurut Juniman, BI masih akan melihat keberlanjutan perbaikan pertumbuhan ekonomi RI setelah meningkat menjadi 5,18% pada kuartal II lalu. Meski 7-Days RRR tetap, secara psikologis nominal suku bunganya turun dari 6,5% (BI rate) menjadi 5,25% (7-Days RRR) sehingga secara bunga akan turun.
Diperkirakan, 7-Days RRR akan turun 25 basis poin per September sampai akhir tahun. "BI sudah mengirim sinyal, sekarang era suku bunga rendah, bank harus siap," kata Juniman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News