Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa
KEFAMENANU. Di jalur perbatasan antara Timor Tengah Utara (Indonesia) dengan Republik Demokrat Timor Leste (RDTL) terdapat banyak sarang penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin, minyak tanah dan solar. Pasukan Yonif 742/SWY yang bertugas di daerah perbatasan telah berhasil mengamankan 15.000 liter lebih BBM yang berupaya diselundupkan.
Demikian diungkapkan Dansatgas Perbatasan, Letkol Fransiscus Ari Susetio SE, ketika bertatap muka dengan anggota Satgas Pamtas RI-RDTL, Kampung Baru, Kota Kefamenanu, Senin (16/6) siang. Susetio mengatakan, sejak bulan April hingga Juni 2014, terdapat banyak penyelundupan BBM yang dilakukan masyarakat Kabupaten Belu, Malaka, TTU, dan Kabupaten Kupang. BBM yang disita mencapai 15.000 liter lebih. BBM hasil sitaan tersebut akan dilelang dalam waktu dekat.
Data yang dihimpun Pos Kupang (Tribunnews.com Network) menyebutkan BBM yang berhasil diamankan dari Kabupaten Belu berjumlah 13.080 liter, dengan rincian bensin 6.575 liter, solar 1.215 liter, minyak tanah 5.290 liter. Kabupaten Malaka berjumlah 725 liter, dengan rincian 10 liter bensin, 710 liter solar, dan lima liter minyak tanah. Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) 1.925 liter, dengan rincian bensin 1.470 liter, solar 65 liter, minyak tanah 390 liter. Kabupaten Kupang nihil.
"Penyelundupan BBM di perbatasan sangat marak. Kami tangkap satu, yang lain lakukan. Kami amankan di tempat yang satu, ada yang buat lagi di tempat lain. Ada yang lakukan malam hari, ada pula siang hari. Saya sering turun langsung ke lokasi untuk mengamankan BBM yang kedapatan melakukan transaksi dan selama dua bulan kami berhasil mengamankan 15 liter BBM," ujarnya.
Selain menjaga perbatasan, lanjut Susetio, aparatnya membantu masyarakat dalam hal pendidikan melalui program prajurit masuk sekolah, pengobatan gratis, penyuluhan HIV/AIDS, kewirausahaan, pertanian, kesenian dan pendistribusian pupuk sayur ke masing-masing pos perbatasan. "Kami tidak meninggalkan tugas pokok, tapi ini merupakan satu program tersendiri," ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News