Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari diproyeksi kembali naik. Salah satu faktor pendorong kenaikan cadangan devisa di bulan lalu terjadi karena pemerintah menerbitkan global bond dan aliran dana asing yang kembali masuk ke pasar keuangan dalam negeri.
"Untuk cadangan devisa bulan Januari 2021 kami prediksi masih akan meningkat dari posisi di Desember 2020," kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada Kontan.co.id pada Selasa (2/2).
Asal tahu saja, cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2020 lalu mencapai US$ 135,9 miliar.
Salah satu faktor yang berpotensi mengerek cadangan devisa datang datang dari penerbitan global bond. Bulan lalu, pemerintah telah menerbitkan global bond dengan nilai US$ 3 miliar dan € 1 miliar.
Baca Juga: Likuiditas perekonomian naik, ini dia faktor pendorongnya
"Kemudian, posisi aliran dana di pasar portofolio (saham dan obligasi) tercatat net inflow, dan kemungkinan besar neraca dagang masih tercatat surplus didukung harga komoditas," jelas dia.
Bank Mandiri melihat Indonesia mencatat surplus neraca pembayaran yang lebih tinggi pada tahun 2021 didukung oleh defisit transaksi berjalan (CAD) yang terkendali dan massive capital serta financial account inflow. Hal tersebut dinilai akan mendukung cadangan devisa dan nilai tukar rupiah ke depan.
Leboj lanjut Faisal memperkirakan, defisit transaksi berjalan Indonesia di tahun ini melebar menyusul meningkatnya permintaan di tengah pemulihan ekonomi. Namun, defisit transaksi berjalan akan tetap di bawah level rata-rata 3 tahun sebelum pandemi Covid-19, yakni di kisaran -2,0% hingga -2,4% dari PDB.
Surplus perdagangan kemungkinan akan bertahan di semester I-2021. Hal tersebut berkat kinerja ekspor yang solid didukung oleh pulihnya permintaan di negara mitra dagang utama dan harga komoditas global yang mulai menguat.
Pada semester kedua, impor akan mulai mengejar seiring dengan percepatan pertumbuhan ekonomi, yang didorong oleh kegiatan penanaman modal yang meningkat secara signifikan. Sekitar 90% dari total impor Indonesia merupakan bahan baku dan barang modal. Impor yang lebih tinggi pada tahun 2021 juga akan dikontribusikan oleh vaksin Covid-19 yang didatangkan dari luar.
Bank Mandiri melihat, meskipun defisit transaksi berjalan mengalami pelebaran pada tahun 2021, neraca transaksi modal dan finansial akan mencatat surplus yang lebih tinggi, sehingga neraca pembayaran membukukan surplus yang lebih besar dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Anggaran operasional BI surplus Rp 26,26 triliun di tahun 2020
Arus masuk asing ke pasar portofolio, baik pasar obligasi dan saham, diperkirakan akan normal.
"Faktor utama yang menyebabkan arus masuk kembali adalah manajemen risiko fiskal yang baik, perbedaan suku bunga yang menarik, dan nilai tukar rupiah yang stabil. Selain itu, implementasi Omnibus Law, termasuk Sovereign Wealth Fund (SWF), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat memperkuat arus masuk investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI)," pungkas Faisal.
Dia pun memproyeksi rata-rata nilai tukar rupiah di tahun ini ada di level Rp 14.085 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, di akhir tahun, rupiah akan bertengger di level Rp 14.177 per dolar AS.
Selanjutnya: Lima jurus pemerintah untuk meredam dampak pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News