kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awas, Covid-19 Akibat Son of Omicron Terus Menanjak, Ini Gejalanya


Kamis, 17 Maret 2022 / 14:36 WIB
Awas, Covid-19 Akibat Son of Omicron Terus Menanjak, Ini Gejalanya
ILUSTRASI. Awas, Covid-19 Akibat Son of Omicron Terus Menanjak, Ini Gejalanya


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Virus corona Omicron telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada Januari-Februari 2022. Kini, ada ancaman lonjakan kasus Covid-19 lagi akibat keturunan Omicron yakni Omicron BA.2.

Subvarian Omicron BA.2 dikenal sebagai anak Omicron atau Son of Omicron. Di Indonesia, Son of Omicron sudah menunjukkan peningkatan kasus Covid-19.

Dilansir dari Kompas.com, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, total ada 668 kasus Covid-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.2 atau Son of Omicron di Indonesia hingga 15 Maret 2022. Meski demikian, ia mengatakan, Subvarian Omicron BA.1 masih mendominasi di Tanah Air.

"Didata nasional kita secara umum itu BA.2 sudah 668, BA.1 itu paling banyak yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus kemarin. Ini secara kumulatif dari Januari sampai dengan Maret itu ada 5.625," kata Nadia dalam diskusi secara virtual bertajuk "Omicron, Benarkah Tidak Berbahaya", Kamis (17/3/2022).

Nadia mengatakan, selain varian Omicron, kasus Covid-19 dari varian Delta AY.1 tercatat paling tinggi yaitu sebanyak 8.239. Ia mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS), varian Omicron tetap harus diwaspadai karena bisa bermutasi lebih banyak dibandingkan varian Delta.

"Varian omicron itu banyak sekali terjadi mutasi dan menggabungkan mutasi-mutasi yang ada pada Alpha, Beta, Gamma, dan juga Delta, dan kemampuannya untuk escape imunitas ini yang menjadi catatan kita," ujarnya.

Baca Juga: Efek Omicron Tak Parah, Ekonomi Pulih Lebih Cepat

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, meski jumlah kasus Covid-19 daru subvarian Omicron BA.2 sedikit, namun, subvarian tersebut menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara seperti Korea Selatan, Inggris dan Hong Kong. "Jadi kita ingin masyarakat tetap waspada tidak lengah karena selalu terjadi adanya kemungkinan varian baru yang bisa memengaruhi laju penularan," ucap dia.

Kompas.com juga memberitakan, Subvarian Omicron BA.2 atau Son of Omicron sudah terdeteksi di 19 provinsi di Indonesia. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Subvarian Omicron BA.2 ditemukan dari pemeriksaan 8.302 sampel melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS).

"Berdasarkan data dari GISAID tanggal 13 Maret lalu, sejak awal tahun 2022 mulai terlihat kenaikan Omicron BA.2 dan jumlahnya telah mencapai 8.302 sequence Indonesia. Saat ini varian ini telah terdeteksi di 19 provinsi di Indonesia," kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (15/3/2022).

Berdasarkan data Kemenkes, 19 provinsi tersebut di antaranya adalah Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimat Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

Gejala Covid-19 akibat Son of Omicron

Gejala yang dialami pasien yang terpapar BA.2 di antaranya adalah pilek, sakit tenggorokan dan badan terasa pegal.

Terkait Subvarian Omicron BA.2 dapat menurunkan efikasi vaksin, Nadia mengatakan, hal tersebut membutuhkan dikaji lebih lanjut. "Masih diperlukan banyak data, apakah benar menurunkan efikasi vaksin," ujar Nadia

(Sumber: Kompas.com, Penulis : Haryanti Puspa Sari, Editor : Bagus Santosa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×