Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kerjasama ekonomi yang tengah digagas oleh pemerintah dinilai akan menggenjot ekspor khususnya tekstil sebagai salah satu produk unggulan.
Dua perjanjian telah menyelesaikan proses perundingan. Dua perjanjian tersebut adalah Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komperhensif Indonesia - Australia (IA-CEPA), serta Indonesia European Free Trade Association/EFTA (IE-CEPA).
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai IA-CEPA akan meningkatkan daya saing produk tekstil Indonesia. "Ini akan meningkatkan daya saing, kita akan mendominasi pasar Australia ke depan," ujar Ketua API Ade Sudrajat saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (25/11).
Ade bilang saat ini pasar tekstil Australia dikuasai oleh China. Namun, adanya IA-CEPA akan membuat Australia beralih ke Indonesia.
Pasalnya, kondisi geografis memberikan keuntungan bagi Indonesia. Jarak yang dekat membuat biaya logistik ringan sehingga lebih menarik dibandingkan produk tekstil China.
IA-CEPA juga akan mendorong peringkat Australia dalam ekspor tekstil Indonesia. Sebelumnya Australia berada di peringkat delapan dalam eskpor tekstil berada dua peringkat di bawah ekspor tekstil Indonesia ke negara anggota Association of Southeast Asian Nations (Asean) di peringkat enam.
"Dalam tiga tahun ke depan ekspor tekstil ke Australia akan lebih besar dari Asean," terang Ade.
Berbeda dengan Australia, IE-CEPA dinilia tidak potensial secara ekonomi. Penduduk yang sedikit membuat ekspor tekstil ke empat engara anggota EFTA tersebut tidak terlalu besar.
Meski begitu, IE-CEPA dinilai menunjukkan komitmen Indonesia dalam melakukan kerja sama perdagangan. Hal itu menjadi gerbang untuk mencapai perjanjian dagang yang lebuh besar.
"IE-CEPA langkah kecil untuk mencapai langkah besar, langkah besar Indonesia European Union (IEU)-CEPA termasuk dengan Amerika Serikat (AS)," jelas Ade.
Asal tahu saja, berdasarkan data API, dari total nilai ekspor tekstil dan produk dari tekstil pada tahun 2016 sebesar US$ 11,83 miliar, 32,34% diekspor ke AS dan 14,97% diekspor ke EU. Nilai ekspor tekstil dan produk dari tekstil juga mengalami kenaikan pada tahun 2017 menjadi US$ 12,53 miliar.
Adanya perjanjian dagang diperkirakan akan menggenjot ekspor tekstil ke depan. Selain dua perjanjian yang sudah selesai tahap perundingan, terdapat satu pasar Afrika yang akan diselesaikan dengan Indonesia akhir tahun 2018.
Indonesia akan memasuki perundingan terakhir Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Mozambik. Pasar baru dinilai menjadi daya tarik bagi ekspor Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News