kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ASEAN deklarasi hapus kekerasan wanita dan anak


Rabu, 09 Oktober 2013 / 15:36 WIB
ASEAN deklarasi hapus kekerasan wanita dan anak
ILUSTRASI. JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) membukukan pertumbuhan kinerja sepanjang kuartal I tahun ini. Pendapatan SCMA naik 9,3% menjadi Rp 1,5 triliun. Analis Panin Sekuritas, Jonathan Guyadi dalam riset 30 April 2022 menjelaskan jika kinerja SCMA ters


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-12 Association of South East Asian Nation (ASEAN) atau 23rd ASEAN Summit di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, para pemimpin ASEAN menyerukan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Seperti dikutip dari situs sekretariat kabinet, Rabu (9/10), para pemimpin ASEAN secara bersama-sama mengakui, tindak kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak bisa gender dan diskriminatif.

Dalam deklarasi tersebut, para pemimpin ASEAN sepakat bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak terlepas dari tahapan siklus kehidupan, baik di rumah, sekolah, tempat kerja dan area publik atau area pribadi, tidak bisa diterima dan harus dihilangkan.

Dalam rangka menghilangkan kekerasan terhadap perempuan dan anak tersebut, para Kepala Pemerintahan ASEAN yang hadir dalam KTT yang dipimpin Sultan Hassanal Bolkiah itu mengungkapkan, soal kebutuhan untuk memperkuat pendekatan secara holistik dan multi disiplin. Tujuannya adalah untuk memajukan hak asasi perempuan dan anak bersandingan dengan pendekatan yang responsif gender dan responsif umur, sekaligus sensitif pada anak.

Deklarasi Penghapusan segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak dalam lingkup ASEAN menyatakan, bahwa pendekatan yang dimaksud, di dalamnya harus terdapat mekanisme investigasi (investigating), penuntutan (prosecuting), penghukuman (punishing) dan -jika dinilai wajar- merehabilitasi (rehabilitating) pelakunya.

Pada saat yang sama, para korban dan para survivors harus diberikan akses pada keadilan, bantuan hukum, perlindungan, layanan kesejahteraan sosial , edukasi dan layanan kesehatan. Pelayanan ini harus juga menyertakan mekanisme peer-to-peer, rehabilitasi, recovery, dan reintegrasi para korban dan para survivors pada masyarakat.

KTT ini dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, PM Kamboja Samdech Akka Moha, PM Laos Thongsing Thammavong,  PM Malaysia Najib Tun Abdul Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Benigno S. Aquino III,  PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Yingluck Shinawatra, dan PM Vietnam Nguyen Tan Dung.

KTT ASEAN ini membahas tiga topik utama, yakni Komunitas ASEAN 2015, peran sentral ASEAN dan hubungannya dengan kawasan lain, serta isu-isu regional dan internasional terkini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×