Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran masuk modal asing secara neto ke pasar keuangan dalam negeri.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan, dari awal tahun 2023 hingga 8 Juni 2023 atau secara year to date (ytd), arus modal asing masuk US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 75 triliun.
"Investasi portofolio hingga 8 Juni 2023 ada net inflow sebesar US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 75 triliun. Cukup deras, terutama di pasar obligasi," terang Destry, Rabu (14/6).
Bila dibandingkan kondisi tahun lalu, tentu ini kabar baik. Pasalnya, pada periode sama tahun 2022, justru aliran modal asing keluar RP 100 triliun dari pasar keuangan dalam negeri.
Baca Juga: BI: Di Tengah Ketidakpastian Global, Modal Asing Masuk Rp 75 Triliun ke RI
Menurut Destry, masuknya asing ke pasar keuangan domestik di tengah ketidakpastian global, seiring dengan prospek ekonomi Indonesia yang mumpuni.
Sebenarnya, tren ini tak hanya terjadi di Indonesia. Kebanyakan negara berkembang juga menuai dana asing. Ini karena prospek ekonomi negara berkembang yang lebih baik dari negara maju.
Sehingga, meningkatkan kepercayaan para penanam modal untuk menempatkan dananya ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
Selain itu, masuknya dana asing juga seiring dengan daya tarik imbal hasil dari investasi ke negara berkembang yang cukup menarik.
Dengan masuknya arus modal asing, Destry percaya ini akan membawa nilai tukar rupiah untuk bergerak stabil dan bahkan cenderung menguat.
Terbukti, data BI menunjukkan nilai tukar rupiah ytd hingga 9 Juni 2023 tercatat menguat 4,9% bila dibandingkan level akhir tahun lalu.
Bahkan, penguatan nilai tukar rupiah lebih baik dibandingkan dengan negara sebaya, seperti India yang mencatat apresiasi sebesar 0,33% ytd.
Sejumlah negara berkembang bahkan mengalami pelemahan nilai tukar, seperti Thailand yang mencatat pelemahan 0,04% ytd dan Filipina sebesar 0,55% ytd.
Baca Juga: Sejumlah Bank Gencar Kembangkan Fitur Layanan Investasi Melalui Mobile Banking
Ke depan, Destry percaya aliran modal asing akan terus masuk, seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia sehingga apresiasi rupiah akan terus berlanjut.
"Seiring dengan prospek ekonomi Indonesia yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil keuangan domestik yang menarik," terangnya.
Destry memperkirakan, rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun 2023 bergerak di kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.200 per dolar AS.
Rata-rata nilai tukar rupiah pun akan menguat di kisaran Rp 14.600 hingga Rp 15.100 per dolar AS pada tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News