Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 60 triliun untuk penanganan bencana di wilayah Sumatra.
Ia menegaskan, anggaran tersebut mencukupi sehingga tidak diperlukan realokasi dari program lain, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Anggaran bencana itu cukup, dananya Rp 60 triliun. Jadi tidak perlu memindahkan anggaran MBG,” ujar Purbaya saat ditemui di Kejaksaan Agung, Jumat (26/12/2026).
Baca Juga: Meski Ekspansif, Hal Ini Jadi Penentu Berhasil Tidaknya APBN 2026 Dorong Ekonomi
Purbaya menjelaskan, usulan tambahan anggaran penanganan bencana yang masuk saat ini hanya sekitar Rp 51 triliun, atau masih di bawah pagu yang telah disiapkan pemerintah.
“Jadi sebenarnya cukup. Kami tidak akan mengganggu program MBG,” tegasnya.
Pernyataan tersebut sekaligus merespons usulan dari DPR terkait kemungkinan pengalihan anggaran MBG, khususnya yang tetap berjalan selama masa libur sekolah Desember hingga awal Januari 2026.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mengusulkan agar pelaksanaan MBG di masa libur sekolah dievaluasi.
Menurutnya, anggaran MBG pada periode tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, seperti membantu korban bencana di Sumatra.
“Alih-alih memaksakan program di masa yang kurang relevan, bukankah lebih bijak bila anggaran tersebut dialihkan untuk merespons kebutuhan mendesak lainnya?” kata Charles kepada wartawan, Senin (22/12/2025).
Baca Juga: Penerimaan Negara 2026 Bertumpu pada Pajak, Perluasan Basis Pajak Mendesak Dilakukan
Ia menilai, selain untuk korban bencana, anggaran tersebut juga dapat digunakan untuk memperkuat fasilitas kesehatan atau mendukung pemulihan gizi di wilayah dengan tingkat stunting akut.
Charles menegaskan, dirinya tetap menghargai komitmen pemerintah dalam menjaga kesinambungan program MBG.
Namun, ia menilai penyaluran MBG saat libur sekolah kurang efektif karena peran orang tua dalam pemenuhan gizi anak justru lebih dominan pada periode tersebut.
“Pada masa libur sekolah, orang tua punya waktu lebih banyak untuk menyiapkan makanan bergizi di rumah. Apalagi jika yang disalurkan adalah makanan olahan dengan kandungan gizi rendah, efektivitas program ini patut dipertanyakan,” ujarnya.
Selanjutnya: Hong Kong Pacu AI dan Pasar Modal, Proyeksi Ekonomi 2025 Naik ke 3,2% di 2025
Menarik Dibaca: Samsung Galaxy Tab A11+ Pakai Layar 11 Inci & Stylus Pen, Ada Memori hingga 2 TB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













