kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,10   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amerika Serikat Dijurang Resesi, Windfall Komoditas Indonesia Berpotensi Turun


Selasa, 21 Juni 2022 / 19:25 WIB
Amerika Serikat Dijurang Resesi, Windfall Komoditas Indonesia Berpotensi Turun
ILUSTRASI. Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Priok, Kamis (3/2/2022). Amerika Serikat (AS) Dijurang Resesi, Windfall Komoditas Indonesia Berpotensi Turun.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Jurang resesi kembali menggentayangi Negeri Paman Sam dalam waktu dekat. Inflasi yang tinggi membuat bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5% hingga 1,75%.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, bahwa pemerintah harus memperhatikan dan mengantisipasi dampak dari resesi AS.

Namun dia bilang, sebetulnya bukan dari resesinya yang menjadi ancaman, namun dari pengetatan moneter di negara-negara maju seperti AS. Pengetatan dari negara-negara maju tersebut akan membuat capital outflow dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.

"Ini merupakan suatu ancaman karena ini arus modal akan keluar, rupiah terdepresiasi sehingga yang terjadi saat ini adalah dampak dari hal-hal tersebut," ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (21/6).

Baca Juga: Amerika Serikat Terancam Terpelesat ke Jurang Resesi, Ini Kata Ekonom?

Menurutnya, resesi di AS juga akan menimbulkan kekhawatiran dari para investor sehingga capital berlanjut. Sementara itu, dari sisi perdagangan, ekspor Indonesia yang akan mengarah ke AS juga akan berdampak.

"Tetapi dugaan saya ini bukan menjadi faktor utama yang perlu dimitigasi. Justru yang perlu dimitigasi dari kondisi Indonesia adalah pemulihan ekonomi domestik itu sendiri," kata Riefky.

Dia bilang, ancaman inflasi akan menghambat daya beli masyarakat apabila inflasi terus terjadi. Hal ini dikarenakan inflasi akan erat hubungannya dengan windfall komoditas. Ketika windfall komoditas tinggi, artinya harga-harga komoditas juga sedang tinggi.

"Ini ancaman inflasi juga seperti yang terjadi saat ini, windfall tinggi, kita mendapat penerimaan tinggi tetapi juga tekanan inflasi tinggi," katanya.

Baca Juga: Sentimen Resesi AS Berpotensi Pengaruhi Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

Riefky mengatakan, akibat resesi AS maka windfall komoditas akan berpotensi turun dari pelemahan ekonomi di negara-negara maju seperti As dan China. Namun dirinya melihat dampaknya tidak terlalu drastis, karena windfall tersebut muncul dari harga komoditas yang tinggi akibat kekurangan supply.

"Kalau supply nya ini belum kembali pulih, saya rasa kebutuhan energi tetap akan tinggi sehingga harga energi di level global tetap akan tinggi sehingga windfall juga relatif masih akan tinggi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×