Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan kembali menghelat sensus penduduk. Sensus penduduk lanjutan ini disebut sensus penduduk (SP) 2020 long form dan akan dilakukan pada tahun depan.
Bila tak ada aral melintang, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengatakan, sensus penduduk long form tersebut rencananya akan dimulai pada Mei 2022 hingga Juli 2021. “Nanti akan lebih rinci, karena ada beberapa parameter demografi yang akan dimasukkan, seperti contohnya kelahiran, kematian, dan migrasi,” tutur Ateng saat ditemui Kontan.co.id, Rabu (24/11) di Jakarta.
Mengingat pada tahun 2020 ada pandemi Covid-19 yang membuat jalannya SP 2020 agak terhambat, Ateng pun berharap pengadaan SP 2020 long form ini bisa lancar. “Harapannya semoga tidak ada peningkatan kasus lagi. Karena ini akan mengganggu pelaksanaan,” tuturnya.
Baca Juga: Metode baru, BPS akan lakukan sensus penduduk melalui telepon
Lebih lanjut, rencananya rancangan kegiatan SP 2020 long form akan mengambil sampel 5% keluarga atau sekitar 4,29 juta keluarga alias 268,4 ribu blok sensus dengan estimasi level kabupaten.
Variabel yang dikumpulkan akan mencakup karakteristik penduduk seperti jenis kelamin, umur, dan lain-lain, terkait migrasi, pendidikan dan komunikasi, disabilitas, ketenagakerjaan, fertilitas, mortalitas, juga perumahan.
BPS memandang penting adanya SP 2020 long form karena digadang mampu menyediakan parameter demografi serta karakteristik penduduk lainnya untuk menghasilkan indikator SDGs dan RPJMN di bidang kependudukan.
Baca Juga: Tahun depan, BPS akan lakukan survei biaya hidup
Dengan adanya SP 2020 long form, juga diharapkan mampu mendapatkan perkiraan jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk. Kemudian memperoleh data untuk penghitungan parameter demografi seperti kelahiran, kematian, serta migrasi.
Bisa menjadi sumber data dari indikator Angka Kematian Ibu. Kemudian diharapkan mampu memperbarui data yang akan digunakan dalam perhitungan proyeksi penduduk sekaligus menyediakan data karakteristik penduduk dan perumahan. Serta bisa menjadi sumber data dari indikator kependudukan untuk SDGs yang tidak bisa diperoleh dari sumber lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News