kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun depan, BPS akan lakukan survei biaya hidup


Kamis, 25 November 2021 / 15:24 WIB
Tahun depan, BPS akan lakukan survei biaya hidup


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan serangkaian pendataan pada 2022 mendatang. Salah satunya melakukan survei biaya hidup (SBH) 2022. Survei ini dilakukan untuk memperbaharui asumsi konsumsi tahun dasar yang terakhir dilakukan pada 2018 lalu.

“Tahun depan ada survei biaya hidup karena pola konsumsi saat ini sudah berbeda dengan pola dasar, apalagi saat pandemi, masyarakat banyak sekali yang justru berbelanja online di e-commerce,” kata Kepala BPS Margo Yuwono  dalam Workshop BPS, Kamis (25/11).

Margo menyebutkan, pola konsumsi dasar yang saat ini digunakan masyarakat sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Terlebih saat adanya pandemi Covid-19, gaya hidup masyarakat juga ikut berubah.

Adapun, SBH 2022 ini bertujuan untuk mendapatkan pola konsumsi masyarakat sebagai bahan penyusunan diagram timbang dan paket komoditas yang baru dalam perhitungan indeks harga kondumen (IHK). Selain itu, pembaharuan SBH 2022 ini juga untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat yang telah berubah, dan perlunya penyesuaian tahunan dasar inflasi akibat krisis.

Margo menjelaskan, pola konsumsi dasar yang saat ini digunakan masyarakat sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Terlebih saat adanya pandemi Covid-19, gaya hidup masyarakat juga ikut berubah.

Baca Juga: Target kemiskinan tahun 2022 di bawah 10%, pemerintah gelontorkan bantuan akhir tahun

Nantinya, survei gaya hidup ini akan dilakukan setiap 2 mingguan, atau 4 mingguan untuk menghasilkan data dari pola konsumsi masyarakat. Adanya pembaharuan ini bisa lebih rinci melihat pergerakan harga.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setyanto menambahkan, survei biaya hidup dilakukan dalam rangka memotret pola konsumsi masyarakat setelah dilanda pandemi Covid-19.

Salah satunya karena saat ini banyak masyarakat yang sudah mulai menggunakan platform digital untuk berbelanja. “Banyak masyarakat yang saat ini belanjanya lewat Shopee, Gojek dan yang lainnya, artinya banyak masyarakat yang melakukan konsumsi dengan memanfaatkan e-commerce,” jelasnya.

Setyanto menyebut, saat ini ada sekitar 800 komoditas yang sedang diamati oleh BPS. Selain itu, nantinya dari berbagai komoditas tersebut akan melahirkan pergerakan inflasi yang setiap bulannya dirilis.

“Survei ini juga akan dilakukan selama 1 tahun penuh. Namun pengambilan data dilakukan secara berkala, mulai dari per 2 pekan atau setiap bulan dan seterusnya. Jadi kita akan mendapat gambaran pola konsumsi yang seperti di masyarakat,” imbuh Setyanto. 

Baca Juga: BPS akan gelar sensus penduduk long form pada 2022 sasar 4,3 juta sampel rumah tangga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×