kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.855   10,00   0,06%
  • IDX 7.383   69,47   0,95%
  • KOMPAS100 1.121   5,46   0,49%
  • LQ45 876   1,40   0,16%
  • ISSI 225   0,73   0,33%
  • IDX30 448   1,01   0,23%
  • IDXHIDIV20 536   0,07   0,01%
  • IDX80 127   0,45   0,36%
  • IDXV30 130   -0,11   -0,09%
  • IDXQ30 148   0,02   0,01%

Agar Pertumbuhan Ekonomi RI 6%-7%, Kuncinya Porsi Manufaktur di Atas 25% dari PDB


Rabu, 20 Maret 2024 / 15:11 WIB
Agar Pertumbuhan Ekonomi RI 6%-7%, Kuncinya Porsi Manufaktur di Atas 25% dari PDB
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan perakitan motor listrik Alva di pabrik PT Ilectra Motor Group (IMG), anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Agar Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 6%-7%, Porsi Manufaktur Harus di Atas 25% dari PDB.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA  - Pekerjaan rumah di bidang ekonomi menanti calon presiden (capres) terpilih 2024. Pilpres 2024 sendiri resmi digelar, Rabu (14/2) kemudian hasil pilpres versi KPU secara resmi akan diumumkan pada hari Rabu (20/3).

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan beberapa tugas pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi bisa di level 6%-7%.

Kata dia, tugas utama pemerintah baru adalah menciptakan transisi ke ekonomi hijau melalui pengembangan ekosistem industri komponen energi terbarukan.

Tentunya, pengembangan itu perlu dilakukan jika ingin pertumbuhan yang lebih tinggi dari tahun 2023 yakni sebesar 5,05%.

Baca Juga: Targetkan Ekonomi Tumbuh Hingga 7%, Prabowo-Gibran Harus Lakukan Ini

"Jika ingin pertumbuhan ekonomi naik kuncinya adalah menciptakan transisi ke ekonomi hijau melalui pengembangan ekosistem industri komponen energi terbarukan, daur ulang sampah, investasi hijau didorong, dan disiapkan transisi pekerjanya," ungkap Bhima kepada KONTAN, Rabu (20/3).

Menurut Bhima, hal itu adalah strategi yang quick win karena peluang dari ekonomi hijau 5 tahun mendatang makin besar sejalan dengan ambisi berbagai negara mitra dagang dan asal investasi Indonesia mencapai nol emisi karbon di 2050. 

Kemudian, paralel fokus program yang menyasar dua sektor paling penting dari kontribusi ke Produk Domestik Bruto (PDB) yakni pertanian dan industri pengolahan. 

"Sektor pertaniannya harus didorong, nilai tambahnya dinaikkan lewat dukungan pembiayaan murah, keterkaitan rantai pasok ke industri dan belanja riset yang naik," ungkapnya.

Baca Juga: Langkah Ciputra (CTRA) Menerapkan ESG di Berbagai Proyek

Sementara sektor industri manufakturnya harus lebih naik porsinya. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6%-7% kuncinya porsi manufaktur wajib di atas 25% dari PDB. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×