Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
Pemulihan konsumsi itu lantas mendorong industri untuk meningkatkan aktivitas produksinya, tercermin dari indikator purchasing managers index (PMI) manufaktur yang mencapai 54,6 pada akhir April.
Pengamat Ekonomi dan Perbankan Ryan Kiryanto mengatakan, perputaran ekonomi di Indonesia akan tetap lebih tinggi dari tahun lalu. Karenanya sebagian besar masyarakat di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, sudah mudik sebelum tanggal pelarangan.
Alhasil dorongan ekonomi dari masyarakat DKI Jakarta yang melakukan mudik akan sedikit memberikan dampak ekonomi ke Jawa dan Sumatera.
“Setidaknya mereka bawa uang untuk konsumsi ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan cost yang mereka keluarkan selama perjalanan,” kata Ryan kepada Kontan.co.id, Jumat (7/5).
Baca Juga: Anjlok 45,5%, 245.000 kendaraan tinggalkan Jabotabek hingga H-5 Lebaran
Kendati demikian, Ryan mengatakan umumnya warga yang mudik berasal dari kalangan ekonomi menengah-bawah. Sementara, kelas menengah-atas lebih memilih untuk tetap berada di rumah.
“Biarpun ada di rumah tapi tetap melakukan konsumsi di Jakarta, artinya secara penyebaran berdasarkan wilayahnya saja yang berbeda. Ekonominya tetap jalan. Ekonomi di Jawa sebagai kontributor terbesar juga akan tumbuh” kata Ryan.
Adapun Ryan meramal dengan adanya perbaikan ekonomi yang berlangsung sejak kuartal I-2021 dan meski ada larangan mudik, ekonomi dalam negeri bisa tumbuh 5% hingga 7% yoy di kuartal II-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News