kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

99% Angkatan Kerja Indonesia Bekerja di UMKM, Tantangan Diversifikasi Ekonomi


Selasa, 03 Desember 2024 / 21:24 WIB
99% Angkatan Kerja Indonesia Bekerja di UMKM, Tantangan Diversifikasi Ekonomi
ILUSTRASI. Pekerja UMKM: Pekerja menyelesaikan pembuatan ritsleting untuk koper di Desa Kadugenep, Petir, Kabupaten Serang, Banten, Senin (25/11/2024).. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/gp/agr


Reporter: Whiwid Anjani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sebanyak 99% angkatan kerja di Indonesia saat ini bekerja di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menurut data Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI).

Dari total 140 juta angkatan kerja, hanya sekitar 1% yang bekerja di perusahaan besar. 

Baca Juga: Pendidikan Vokasi Bisa Membantu Dorong Laju Pertumbuhan Ekonomi

Direktur Mitras DUDI Adi Nuryanto menyebutkan bahwa UMKM menyerap sekitar 96,9% tenaga kerja nasional dan menyediakan 99,9% lapangan pekerjaan di Indonesia.

"Hal ini menunjukkan mayoritas tenaga kerja kita bekerja di sektor informal atau usaha kecil dengan modal terbatas," ujar Adi dalam Forum Vocationomics, Selasa (2/12). 

Adi mengungkapkan bahwa struktur ketenagakerjaan di Indonesia sangat berbeda dengan negara maju.

Di negara maju, proporsi pekerja lebih merata di berbagai skala usaha, baik mikro, kecil, maupun besar, yang menunjukkan struktur ekonomi yang lebih terdiversifikasi. 

"Di negara maju, sektor menengah dan besar memainkan peran signifikan dalam menciptakan lapangan kerja formal. Sementara di Indonesia, dominasi usaha mikro menunjukkan ketergantungan pada sektor informal," jelasnya. 

Dominasi sektor informal, menurut Adi, dapat memengaruhi stabilitas pekerjaan, perlindungan tenaga kerja, dan produktivitas nasional.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksikan 5,15% di 2025

Kondisi ini pada akhirnya berdampak pada daya saing Indonesia di pasar global. 

Adi menekankan pentingnya mendorong pertumbuhan sektor usaha menengah dan besar untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih kuat dan beragam.

Dengan demikian, Indonesia diharapkan mampu bersaing di kancah internasional dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja nasional.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×