kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wabah virus corona telah merebak ke sejumlah negara, apa tanggapan Kadin?


Jumat, 31 Januari 2020 / 22:02 WIB
Wabah virus corona telah merebak ke sejumlah negara, apa tanggapan Kadin?
ILUSTRASI. Tim medis melakukan penanganan darurat pasien yang diindikasi terjangkit Virus Corona di Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah Virus Corona (nCoV) di Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani menilai, dampak yang ditimbulkan oleh virus corona terhadap Indonesia sejauh ini masih bersifat tidak langsung.

Menurut Shinta, sejauh ini tidak ada produk impor atau ekspor tertentu yang dibatasi secara langsung akibat dari merebaknya wabah ini. Malah, dampak ekonomi terbesar yang dihadapi Indonesia terjadi karena aktivitas ekonomi China yang melambat, baik dari sektor produktif maupun konsumtif.

Baca Juga: WNI yang dievakuasi dari Wuhan akan dikarantina 14 hari, begini mekanisme lengkapnya

"Padahal seharusnya kita menikmati keuntungan dari pemulihan ekonomi China pasca adanya trade deal Amerika Serikat (AS)-China tahap pertama," ujar Shinta kepada Kontan.co.id, Jumat (31/1). 

Shinta menambahkan, adanya wabah ini menyebabkan permintaan China terhadap ekspor dari negara lain menjadi tidak berkembang. Demikian pula sebaiknya, arus pasokan impor dari China juga melambat, karena sebagian ekonomi China terpaksa dimatikan sementara karena adanya wabah ini.

Shinta mencontohkan, pada periode tahun baru imlek kemarin seharusnya permintaan China terhadap barang konsumsi dari seluruh dunia meningkat. Akan tetapi, karena merebaknya wabah ini akhirnya sisi permintaan tidak meningkat secara signifikan.

Baca Juga: Kemkes tegaskan laboratorium RI mampu mendeteksi infeksi virus corona

Pasalnya, banyak wilayah di China yang justru menghentikan aktivitas ekonomi maupun aktivitas sosial yang perlu melibatkan sejumlah orang. Secara keseluruhan, kondisi ini pun memperlambat pemulihan ekonomi dunia.

"Kerugian Indonesia sendiri tidak hanya berasal dari lambatnya pemulihan ekonomi China, tetapi juga dari penurunan aktivitas ekonomi negara lain yang disebabkan oleh China," paparnya.

Secara khusus, wilayah yang dimaksud oleh Shinta adalah AS dan juga Eropa. Pasalnya rantai pasokan kedua negara tersebut yang berasal dari China menjadi terganggu, sehingga secara tidak langsung juga mengganggu pemulihan permintaan global terhadap produk-produk asal Indonesia.

Shinta menyatakan, secara pasti wabah ini akan menekan perekonomian global. Apalagi, saat ini secara bertahap kinerja pasar saham dari beberapa negara sudah menunjukkan reaksi negatif terhadap meluasnya wabah ini.

Baca Juga: Melihat sentimen-sentimen yang menekan IHSG hingga anjlok 4,87% dalam sepekan

Artinya, pelaku pasar global sudah mulai melihat bahwa wabah ini turut menekan pertumbuhan kegiatan ekonomi dan memperlambat proses pemulihan ekonomi global. Khususnya karena adanya gangguan atau batasan terhadap sektor ekonomi China yang bersifat vital seperti logistik, serta adanya gangguan terhadap kegiatan konsumsi China secara keseluruhan.

Selain itu, Shinta menyatakan pihaknya juga mengantisipasi apabila Prompt Manufacturing Index (PMI) China melambat, atau setidaknya stagnan di Q1.

"Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi global juga akan tetap berjalan lamban dan cenderung semakin tertekan karenanya, padahal seharusnya sudah bisa meningkat," timpalnya.

Baca Juga: Waspadai penyebaran virus corona, WNI yang dipulangkan dari Wuhan akan dikarantina

Kemudian, menurut Shinta sektor usaha yang paling terdampak karena adanya wabah ini adalah sektor logistik, transportasi, pariwisata, retail dan sebagainya. Jika di sektor barang, usaha yang paling terdampak adalah produk manufaktur consumer goods, khususnya food and beverage, dan kategori produk luxury goods.

Namun, untuk produk luxury goods, Indonesia tidak akan terlalu terdampak, karena Indonesia sendiri tidak mengekspor banyak luxury goods ke China.

"Secara umum, kami melihat pada dasarnya kerugian ini bisa langsung dikoreksi dengan cepat ketika wabah ini mereda di China. Jadi seharusnya dampaknya tidak terlalu lama asal penanganannya cepat," tegas Shinta.

Selanjutnya, Shinta bilang yang sekarang bisa dilakukan adalah memperketat pengawasan terhadap mobilitas turis dari China serta negara-negara lain yang telah mengumumkan bahwa mereka terpapar virus ini.

Baca Juga: Rusia konfirmasi dua kasus pertama virus corona

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa Indonesia tidak perlu menonaktifkan kegiatan ekonomi hanya untuk mengontrol wabah di dalam negeri. Selain itu, Shinta juga menegaskan bahwa Indonesia harus terus bergerak cepat untuk membenahi kondisi iklim usaha dan investasi dalam negeri selama periode wabah ini.

"Indonesia harus bisa mengambil momentum tersebut untuk meningkatkan produktivitas industri dan ekspor nasional untuk memperbaiki kinerja ekonomi di tahun ini," kata Shinta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×