Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk membuka pintu tol maupun jalan raya untuk truk agar melintas di siang hari. Kecuali untuk jalur Cawang dan Pluit. Ini dilakukan setelah kebijakan pemerintah membatasi truk masuk tol dalam kota menuai protes dari berbagai pihak.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, setelah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak, akhirnya pemerintah memutuskan untuk membuka kembali seluruh jalur truk masuk tol dalam kota. Kecuali untuk wilayah Cawang dan Pluit. “Rapat ini telah mengambil keputusan, yaitu membuka semua jalur kecuali Cawang dan Pluit. Itu dilakukan dengan tetap memantau Tangerang Selatan dan DKI,” ucapnya, Jumat, (27/5).
Hatta menambahkan pemerintah memang membuka seluruh jalur truk yang ada, tetapi sifatnya sangat sementara. Sementara ini pemerintah mengembangkan tiga alternatif. Pertama membuka semua jalur kecuali Cawang dan Pluit, kedua pemberlakuan izin truk masuk tol dalam kota dimulai pada pukul 00.00 WIB malam ini sampai dengan 10 Juni 2011. Ketiga lanjut dia, pemerintah akan kembali melakukan evaluasi setelah 10 Juni 2011. “Setelah 10 Juni kita akan adakan evaluasi seluruh kebijakan yang disepakati ini,” kata dia.
Setelah evaluasi 10 Juni didapatkan hasil, baru kata dia, pemerintah akan mengambil kebijakan yang lebih permanen untuk menuju satu keputusan yang menguntungkan semua pihak. Keputusan ini diamanatkan dalam 20 langkah mengatasi transportasi di Jabodetabek butir ke lima ayat 3 yang menerbitkan aturan tentang angkutan logistik pada malam hari.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mendukung uji coba pembatasan jam operasional truk dan angkutan berat masuk tol dalam kota hingga 10 Juni mendatang. “Kita menghormati, komitmen yang ada di masing-masing stakeholder, kita akan melanjutkan dan konsisten uji coba pembatasan truk dan kajiannya sampai 10 Juni,” kata dia.
Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengaku selama truk tidak boleh masuk pada jam dan jalur tertentu terjadi kerugian karena ada ketersendatan arus barang. “Tetapi saya belum pastikan berapa kerugiannya karena belum ada pihak yang melapor,” akunya.
Menurut Mahendra penting sekali untuk menjaga arus barang baik yang utamanya untuk ekspor impor dan yang paling penting menjaga arus barang dari segi perdagangan, distribusi, dan logistik dalam negeri. “Jadi mudah-mudahan apa yang diputuskan tadi bisa betul-betul dipahami sehingga tercapai kesepakatan yang win-win solution,“ paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News