kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UNIED laporkan hasil kajian dan proyeksi ekspor atas 10 komoditas unggulan


Rabu, 27 Februari 2019 / 20:26 WIB
UNIED laporkan hasil kajian dan proyeksi ekspor atas 10 komoditas unggulan


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pengembangan Ekspor Indonesia atau University Network for Indonesia Export Development (UNIED) melaporkan hasil kajian dan proyeksi ekspor berdasarkan industri untuk 10 komoditas ekspor unggulan.

Hasil kajian kerjasama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) tersebut disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagai rekomendasi dalam menyusun anggaran dan kebijakan untuk tahun mendatang.

Chairman UNIED Arif Satria menjelaskan, hasil kajian tersebut merupakan bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam mendorong ekspor nasional agar dapat terwujud secara konkret.

"Selain kajian 10 komoditas ekspor unggulan, ada juga analisis terhadap rantai pasok lima komoditas unggulan ekspor seperti minyak sawit, kayu olahan, pulp dan kertas, tekstil dan produk tekstil, serta perikanan tuna," ujar Arif yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor, Rabu (27/2).

Dalam menentukan sepuluh komoditas ekspor unggulan tersebut, UNIED meninjau setidaknya tiga kriteria utama yaitu, kontribusi terhadap neraca perdagangan, pertumbuhan ekonomi, dan penyerapan tenaga kerja.

"Komoditas yang menjadi unggulan ekspor diidentifikasi berdasarkan hasil simulasi ketika terjadi peningkatan permintaan ekspor secara arbitrary sebesar 10%, yaitu komoditas yang paling responsif terhadap variabel sektoral Indonesia berdasarkan tiga indikator kunci tadi," terang Muhammad Firdaus, peneliti UNIED, Rabu (27/2).

Setelah ditinjau, UNIED menyimpulkan sepuluh komoditas unggulan tersebut ialah batubara, minyak sawit mentah (CPO), karet, ikan olahan, tekstil dan produk tekstil (TPT). Juga pulp dan kertas, kopi, nikel, kakao, serta kayu dan kayu furnitur.

Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hasil kajian UNIED dan LPEI tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung upaya pemerintah menyelesaikan masalah ekspor Indonesia yang pelik dan detail.

"Presentasi kajian ini menggambarkan detail kemampuan ekspor Indonesia, baik dari sisi produksi maupun dari sisi demand di market. Kalau kita bisa memetakan, kita akan makin mampu mengetahui positioning komoditas di masing-masing pasar tujuan yang sudah existing, yang baru, maupun yang belum kita identifikasi," kata dia.

Sri Mulyani menyadari, upaya meningkatkan ekspor tak semudah membalikkan telapak tangan. Hasil kajian UNIED menurutnya membuktikan bahwa persoalan ekspor Indonesia berdasarkan komoditas maupun destinasi pasar membutuhkan kebijakan dari ujung ke ujung.

"Kalau dilihat detail, permasalahannya ada yang bersifat struktural fundamental, ada juga yang soal daya saing kita. Itu yang harus kita benar-benar pahami," pungkasnya.

Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan ekspor Indonesia baru mencapai 6,48%. Tahun ini pemerintah menargetkan ekspor mampu tumbuh mencapai 7% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×