kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potret Ekspor April 2009 Suram


Selasa, 31 Maret 2009 / 13:04 WIB
Potret Ekspor April 2009 Suram


Reporter: Uji Agung Santosa |

JAKARTA. April 2009 ini ekspor non-migas Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan lebih dalam dari bulan-bulan sebelumnya. Perubahan iklim memasuki musim panas dan persaingan produk yang ketat antar negara dipastikan akan membuat pasar produk ekspor kita semakin mengecil.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi mengatakan penurunan ekpor yang paling besar di industri tekstil. Hal itu terjadi karena pada bulan April negara-negara tujuan ekspor Indonesia memasuki musim panas, dimana produk pakaian musim panas mempunyai banyak pesaing.

"Jadi barang-barang kita harus berubah mengikuti musim. Persaingan akan ketat karena selama ini yang menjadi unggulan Indonesia adalah pakaian untuk musim dingin,” kata Edy Putra di Jakarta, kemarin.

Edy memprediksi, nilai ekspor Indonesia di bulan April akan merosot drastis sehingga hanya akan berada pada kirasan US$ 3-4 milliar, hampir setengah dari rata-rata bulan yang sama sebesar US$ 7-8 milliar.

Ia mengatakan, penurunan bulan April 2009 sebenarnya sudah terlihat dari sepinya perdagangan antar negara pada bulan awal 2009 sampai bulan Maret 2009 ini. Pada periode tersebut rata-rata ekspor mengalami penurunan sebesar 42%. Negara tujuan ekspor yang turun paling dahsyat mencapai 47% adalah dengan tujuan Singapura.

Selain Singapura, penurunan ekspor dan impor non-migas juga terjadi untuk negara-negara lain seperti ke Jepang, Korea, Malaysia dan Amerika Serikat. Penurunan ekspor dan impor selain di beberapa produk konsumsi juga terjadi di barang modal. “Penurunan ekspor terjadi dari faktor eksternal karena permintaan memang menyusut,” katanya.

Sampai akhir tahun 2009, Edy memperkirakan nilai ekspor non migas Indonesia hanya bisa akan tumbuh 3% saja. Namun untuk keseluruhan ekspor Indonesia pada tahun ini, Edy memperkirakan pertumbuhannya bisa negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×