Reporter: Noverius Laoli |
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang sejumlah pemimpin media nasional di Istana Negara untuk berdiskusi seputar persoalan negara dan pemerintahan. SBY menjamin pertemuan tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi pemberitaan media massa.
"Kalau ada pemikiran-pemikiran itu (intervensi), itu menghina pemimpin redaksi dan menghina saya," tegas SBY di hadapan para pemimpin redaksi, Jumat (15/3).
Presiden membeberkan, selama hampir sembilan tahun memegang tampuk pemerintahan, ia tidak pernah menganggu independensi pers. Malahan selama pemerintahannya, SBY mengatakan pers sangat kritis terhadapnya. Maka ia pun menganggap kritik-kritik tersebut sebagai dinamika sebuah negara demokrasi.
SBY juga mengatakan ia tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk mempengaruhi pemberitaan media massa. Selain itu, ia yakin pers tidak ingin dipengaruhi, apalagi didikte dalam pemberitaan.
Sebagai negara demokrasi, SBY mengatakan, baik pers maupun pemerintah memiliki perahu yang sama yakni negara Indonesia. Pemerintah ingin menjalankan pemerintahan secara demokratis, menyejahterakan rakyat dan membina hubungan internasional. Sementara pers melakukan kontrol sosial pada pemerintahan, menyampaikan aspirasi rakyat, dan ikut mencerdaskan bangsa. "Pers juga ikut menghadirkan etika dan nilai-nilai demokrasi yang baik,"harap presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News